Bereans News - edisi 4


Pendiri - Prasyarat kesukacitaan

Saya percaya, alasan terbesar saya bersukacita adalah bahwa Allah memakai saya dan saya sanggup melakukan pekerjaan-Nya. Bagaimana mungkin umat manusia sanggup ikut serta dalam pekerjaan-pekerjaan Allah? Akan tetapi Allah membuat saya mengenal pekerjaan-Nya melalui Yesus Kristus, Ia juga mengaruniakan iman untuk menanganinya dan agar memakai saya untuk pekerjaan-Nya. Disebabkan oleh pengenalan seperti ini, maka saya sungguh bersukacita.

Saya mengenal seseorang yang bunuh diri dan seorang lagi yang bercerai; keduanya adalah orang yang cukup kaya. Hal ini sungguh jelas menunjukkan bahwa kekayaan materi tidak dapat membuat mereka bersukacita. Sukacita bukanlah hal yang bisa dipertahankan oleh tubuh; Sukacita adalah hal yang hanya bisa dipelihara oleh roh jiwa seseorang.

Saya telah melihat di dalam Alkitab beberapa orang yang bersukacita. Bukan rasa takut yang mendorong Abraham untuk menaati Allah melainkan sukacita karena sudah dipanggil oleh Dia. Akhirnya Allah membuat dia menjadi sumber dari berkat-berkat. Abraham sungguh-sungguh adalah seorang yang bersukacita. Oleh karena itu ia tidak takut untuk memiliki persekutuan dengan Allah. Ketika Allah memerintahkan, ‘Persembahkanlah satu-satunya anakmu sebagai korban,’ Abraham langsung mempersembahkannya; ketika Allah memerintahkan, ‘Pergi,’ ia pergi; ketika Allah berkata ‘Lakukanlah’ ia pun segera bertindak. Tidak ada seorangpun yang mengenal sukacita seperti Abraham. Saya hidup dengan mengenal sukacita seperti itu. Oleh karena itu saya tidak takut bekerja bersama Dia, karena saya bersama Dia. Saya mengalami penganiayaan dan penderitaan juga, tetapi saya sungguh-sungguh bersukacita. Yaitu, roh jiwa saya bersukacita.

Tugas saya saat ini adalah untuk memimpin “Gereja” kepada Alkitab dengan bergantung kepada “Roh Kudus”. Apa yang saya rasakan setiap kali saya berdiri di mimbar khotbah adalah sukacita. Saya merasa diri saya yang paling bersukacita ketika saya menyerukan dengan bibir saya “Kembali kepada Firman” karena inilah pekerjaan yang dipercayakan Tuhan, dan juga karena Dia berbicara bersama saya. Pekerjaan ini mungkin kelihatan menyakitkan dari sudut pandang kedagingan, tetapi jika dianggap sebagai pengharapan bagi roh jiwa, itu sungguh membawa sukacita.

O Roh Jiwaku, bersukacitalah. Bersukacitalah karena sudah menjadi seorang pekerja Allah dan telah mengakui kesukacitaan karena sanggup untuk menyerahkan nyawa bagi pekerjaan Allah. O Roh Jiwaku, bersukacitalah untuk bekerja oleh Roh Kudus. Bersukacitalah untuk tidak hidup bagi dunia tetapi untuk kepentingan kerajaan Allah. Jadi berjuanglah supaya tugas yang penuh sukacita ini bahkan lebih lagi membawa sukacita.


Diterjemahkan dari bahasa Korea ke bahasa Inggris oleh Christine R. E. Hong
Institut Penterjemahan Bahasa Inggris untuk Tulisan-tulisan Dr. Ki Dong Kim.

Today’s Bereans 200 Vol. 2 No.1Diterjemahkan oleh Peter A. B

Kata Sambutan - Ketua Umum IBF

Marilah kita menyambut dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus atas terbitnya Bereans News edisi yang ke-empat ini. Terima kasih atas kerja keras semua saudara yang terlibat dalam menyelesaikannya. Dalam edisi ini kita mengambil tema Darah Yesus, dan juga liputan dari salah satu kegiatan IBF yaitu kunjungan ke Seoul Sungrak Church - Korea, pada tanggal 14-25 Mei 2007 yang lalu, untuk mengikuti “Pastors’ Growth Seminar” (Seminar Pertumbuhan Gembala).

Kehidupan iman kita tanpa darah Yesus adalah sia-sia dan tidak berarti dihadapan Allah. Melalui edisi ini kita diingatkan kembali betapa tingginya nilai harga darah Anak Allah yang sudah dicurahkan untuk membeli kita.. Setiap halaman Alkitab bercerita mengenai tetesan darah Tuhan kita, darah Yesus. Ini membuktikan bahwa keselamatan kita diperoleh bukan oleh kuasa Allah tapi oleh pengorbanan Allah, sehingga sebagai orang Berea kita harus memahami betapa besarnya kasih karunia Allah itu. Dan hal ini mendorong kita untuk lebih lagi melakukan pekerjaan Allah yang sudah diberikan kepada kita dalam mengemban misi gerakan Berea keseluruh Indonesia.
Kunjungan ke Korea bulan Mei yang lalu, adalah merupakan suatu pertanda bahwa kita sudah/sedang menjalankan misi gerakan Berea. Jumlah peserta empat puluh orang, merupakan peserta terbesar dari negara-negara yang hadir. Peserta, adalah hamba-hamba Tuhan dan ketua sinode, juga ikut serta bapak Dr. Jason Lase dari Dirjen Bimas Kristen Depag RI. Kami memperoleh banyak yang hal-hal positif melalui pembicaraan secara pribadi dengan peserta dan juga dari wawancara para reporter Bereans News dengan hamba-hamba Tuhan yang datang ke Seoul. Oleh karena itu, kami sempat berpikir untuk menjadikan kunjungan ke Korea sebagai agenda tahunan dari kegiatan IBF, dengan demikian kita dapat mengajak para hamba Tuhan lainnya untuk melihat dari dekat pengajaran Pdt. Ki Dong Kim maupun perkembangan Sungrak Church di Seoul.
Kita juga menaikkan syukur pada Tuhan Yesus, karena pada tanggal 27-30 Juni 2007, kita telah mengadakan agenda tahunan bersama Pdt. Ki Dong Kim dengan tema “Teori Pemusnahan Iblis”, peserta retreat empat ratus orang, lebih banyak dari retreat sebelumnya. Harapan kita tahun depan akan lebih banyak dan lebih baik lagi. Peserta bukan saja dari Jakarta dan Bandung, tetapi juga dari Aceh bahkan ada yang dari ujung Timur Indonesia yaitu Papua. Dan pada retreat hari terakhir ada acara khusus yaitu wisuda Akademi Berea, dengan empat puluh wisudawan/ti.

Di depan kita terpampang pekerjaan yang besar dan mulia untuk membawa Injil yang sesungguhnya Marilah kita berdoa sungguh-sungguh dan bekerja lebih keras lagi agar gerakan Berea (Kisah 17:11-12) cepat tersebar ke seluruh Indonesia, sehingga banyak orang Kristen sungguh-sungguh dapat mengenal kebenaran.
Filipi 3:7-14. “Kita harus ikut dalam pertandingan iman dan harus mendapat mahkota kehidupan, dan kita harus melupakan apa yang dibelakang kita dan terus maju kedepan”. Selamat membaca Bereans News edisi Juli 2007. Tuhan Yesus memberkati.

Ketua Umum
Indonesian Bereans Fellowship (IBF)
Mayjen TNI (Purn) Pranowo

Liputan Utama - Seminar Pertumbuhan Gembala - Seoul

Pada bulan Mei 2007 yang lalu, IBF kembali mengadakan kunjungan ke Seoul, negara asal “Gerakan Berea”. Perjalanan ini berbeda dengan yang sebelumnya karena kedatangan rombongan adalah untuk menghadiri Seminar Pertumbuhan Gembala (Pastor’s Growth Seminar) yang ke-23 dengan judul “The Theory of the Destruction of the Devil”, dan peserta yang hadir datang dari dua puluh dua negara.

Kunjungan dari rombongan IBF ini juga berbeda dari sebelumnya, karena diantara rombongan dari Indonesia terdapat Dirjen Bimas Kristen Depag RI, Bpk. DR. Jason Lase, juga Pembimas agama Kristen Kanwil Depag. Propinsi Banten, serta para hamba Tuhan dari lima denominasi yang ada di Indonesia. Kebanyakan para hamba Tuhan ini adalah juga ketua ataupun pengurus di Sinode mereka masing-masing. Selain itu Bpk. Pranowo dan beberapa pengurus inti IBF juga turut serta dalam rombongan ini. Selama seminar, dengan total empat puluh orang peserta, kami dapat merasakan suasana yang lebih ramai dan terjalin hubungan yang semakin dekat diantara peserta karena dapat lebih mengenal satu dengan yang lain.

Rombongan meninggalkan tanah air tanggal 14 Mei 2007 dengan pesawat Korean Air, dan setelah menempuh perjalanan selama 6.5 jam, akhirnya kami sampai di Airport Incheon - Korea dan disambut hangat oleh misi gereja Sungrak yang ditangani oleh staff BII yang melayani kami selama berada di Seoul. Rombongan menuju ke Gereja Sungrak untuk bertemu dan beramah tamah dengan Pdt. Dr. Ki Dong Kim, Gembala Senior Gereja Sungrak, dan kemudian rombongan dipandu langsung oleh Dr. Kim untuk melihat-lihat berbagai fasilitas di gereja Sungrak, dan ini sungguh hal yang langka, karena Pdt. Kim sendiri yang menunjukkan dan menerangkan kepada kami beberapa fasilitas dan bagian-bagian ruangan yang menyatu dengan gedung gereja Sungrak dan juga ruangan-ruangan yang dipakai untuk berbagai kegiatan yang ada di gedung di sekitar gereja. Setelah santap siang bersama beliau, barulah kami menuju penginapan di Mongsanpo dengan bus yang jaraknya kira-kira 2,5 jam perjalanan.

Mongsanpo adalah salah satu tempat retreat yang dimiliki oleh gereja Sungrak yang terletak di pinggir pantai. Ditempat ini setiap tahun diadakan Summer Camp yang dihadiri lebih kurang lima ribu peserta dari kalangan remaja dan mahasiswa. Selama tiga hari menginap di Mongsanpo, kami mengikuti sesi-sesi yang disampaikan oleh Pendeta dari Gereja Sungrak. Mereka yang melayani adalah Pdt. Steven Song, Direktur BII (Berea International Institute), Pdt. Chon Myung Won, Direktur Akademi Berea, Pdt. Samuel Han, President BITS (Berea International Theology Seminary), Pdt. Park Jong Hyun, Direktur CBA (Campus Berea Akademi). dan pembicara terakhir adalah Pdt Ki Dong Kim sendiri. Setiap pembicara membawakan topik yang intinya menjelaskan mengenai gerakan Berea dan apa perbedaan gereja perjanjian lama dan gereja perjanjian baru.

Tiba saat sesi Pdt. Kim, kami lebih dahulu dibawa untuk melihat tempat ibadah dan aula yang sedang dalam tahap penyelesaian di dalam kompleks Mongsanpo. Kami juga mengunjungi tempat ibadah berlantai dua yang hampir selesai, yang dibangun oleh salah seorang diaken dari gereja Sungrak. Semua biaya pembangunan gedung ini ditanggung oleh diaken tersebut.

Ada satu peristiwa menarik ketika kami diajak melihat sebuah gedung yang disebut “Gedung Kenangan”, bangunan ini dibuat untuk tempat mencatat kehidupan iman jemaat Sungrak dan setelah meninggal, catatannya disimpan di gedung ini. Dan keluarga/keturunannya dapat melihat catatan ini apabila mereka datang mengunjungi tempat ini. Sebuah ruangan di lantai bawah ada satu tempat untuk para keluarga bertobat kepada Tuhan. Kami juga mengunjungi ruangan ini, dan diajak untuk bertobat oleh Pdt. Kim, yaitu untuk memperbaharui komitment kepada Tuhan Yesus maka semua peserta bertobat dihadapan Tuhan Yesus dan kami semua mendapat berkat yang luar biasa.

Pada hari Tuhan kami semua beribadah di Main Sanctuary gereja Sungrak di pusat kota Seoul, bersama orang kudus jemaat Sungrak, rombongan juga diajak melihat pembangunan gedung Christian World Mission Center, dan diharapkan dapat selesai akhir tahun 2008. Marilah kita turut terus mendoakan pembangunan gedung ini, karena gedung ini juga akan dipakai untuk Kongres Berea 2010 yang akan datang.

Kami juga diajak melihat-lihat tempat wisata yang ada di kota Seoul dan sekitarnya. Kemudian rombongan menginap di Akademi Berea House di Sambong-ri, menuju kelokasi mendaki, daerah pegunungan, tempat diadakannya Seminar Pertumbuhan Gembala oleh CBCF (Christian Berea Church Fellowship).

Seminar yang ke-23 ini bukan saja dihadiri oleh para pendeta yang tergabung dalam CBCF yang ada di Korea, tetapi juga dari beberapa negara lain. Dalam seminar dengan tema “Teori Pemusnahan Iblis” ini, Pdt. Kim menekankan agar para hamba Tuhan mengenal Alkitab sehingga memiliki kuasa untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus di Bumi ini, termasuk juga untuk dapat memusnahkan pekerjaan-pekerjaan si Iblis.

Pada seminar ini juga beberapa peserta mendapat kesempatan untuk memberikan laporan/kesaksian mengenai gerakan Berea yang terjadi di negara masing-masing. Bpk. Pranowo juga mendapat kesempatan untuk memberikan kesaksiaan mengenai gerakan Berea yang ada di Indonesia.

Pada sesi terakhir kami semua para peserta dari luar negeri didoakan oleh para hamba Tuhan peserta dari Korea. Semua rombongan sungguh mendapat berkat melalui perjalanan ini, dan apa yang kami lihat dalam kehidupan iman jemaat Sungrak agar juga dapat diterapkan dalam kehidupan jemaat Kristus yang ada di Indonesia.

Rombongan kembali ke tanah air pada tanggal 25 Mei 2007. Semoga perjalanan ini sungguh dapat bermanfaat bagi gerakan Berea khususnya dan kehidupan iman para hamba Tuhan/peserta dan juga jemaat yang telah dipercayakan Tuhan Yesus kepada mereka masing-masing.

JT/MC - Tim Bereans News

Buku baru - Allah yang tidak melampaui


Iman dan Hidup - Darah Yesus

Iman kita adalah iman Darah. Alkitab ditulis dengan rangkaian huruf-huruf, tetapi di dalamnya penuh dengan Darah. Ketika kita membaca Alkitab, kita membaca Darah yang ada di dalamnya. Darah dapat ditemukan di seluruh bagian Alkitab, dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dari Kitab Kejadian hingga Wahyu. Yesus adalah Allah, karena itu kita akan membaca mengenai Darah-Nya melalui semua ayat yang ada dalam Alkitab. Dan melalui peristiwa yang terjadi di dalam Alkitab, kita mengetahui bagaimana Darah-Nya turut bekerja dalam peristiwa itu.

Kesan pertama yang Allah perlihatkan kepada kita mengenai diri-Nya adalah Darah-Nya. Allah adalah Roh, oleh karena itu kita tidak dapat melihat Allah dengan mata jasmani. Manusia dapat melihat Allah hanya oleh karena telah menerima kasih-Nya yang besar dan luar biasa itu. Allah memperlihatkan dan memperkenalkan Darah-Nya sendiri kepada dunia, tetapi dunia tidak dapat melihat dan menerima Darah itu. Kita dapat melihat Darah itu melalui Alkitab. Bagaimanakah kita dapat mengenal keberadaan Allah yang Mahakuasa? Atau, dengan kata lain, bagaimanakah kita dapat melihat Allah yang adalah Roh? Untuk memperlihatkan dan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, Ia mencurahkan Darah-Nya.
Melalui Darah-Nya, ada upaya Allah untuk mengungkapkan diri-Nya kepada manusia. Di dalam Darah iu ada kasih-Nya, pengampunan-Nya, berkat-Nya dan rencana-Nya yang agung terhadap manusia. Darah adalah perjanjian antara Allah dengan manusia. Perjanjian yang kudus dan sempurna yang menyatakan kehendak Allah. Tanpa Darah, kita tidak dapat berberbicara kepada Allah, atau menerima dan mewarisi pikiran-Nya. Jikalau manusia mengabaikan Darah-Nya, manusia tidak dapat memasuki kedalaman pikiran Allah. Tanpa Darah dan pengorbanan-Nya, kita tidak dapat menerima-Nya, tidak dapat dipengaruhi oleh Roh Kudus, dan tidak dapat bekerja bersama dengan Roh Kudus. Manusia dapat menerima kasih Allah hanya dengan Darah-Nya, dan dapat mengalami rencana-Nya yang agung dan kuasa-Nya,. Tanpa Darah-Nya, kita tidak dapat berkata-kata kepada Allah, atau apabila kita mengalami sakit-penyakit, kita tidak mendapat kesembuhan. Hubungan kita dengan Allah hanya semata-mata dapat dimungkinkan oleh Darah-Nya.

Sebagai orang yang hidup, kita semua menyadari betapa berharganya darah. Di beberapa rumah sakit, ada orang yang mati karena kekurangan darah. Jika rumah sakit tidak memiliki cadangan darah untuk transfusi misalnya, maka operasi dapat batal atau ditunda. Secara umum kita sudah mengetahui bahwa tanpa darah, kita tidak dapat hidup. Allah yang tidak kelihatan mengungkapkan diri-Nya dan kehendak-Nya kepada manusia dengan memperlihatkan Darah-nya. Pemberian Darah itu kepada dunia adalah sesuatu yang lebih sulit dari peristiwa penciptaan langit dan bumi. Penciptaan langit dan bumi dijadikan dengan firman. Tetapi Darah itu dinyatakan-Nya dengan pengorbanan-Nya, yaitu dengan menyerahkan-Nya kepada dunia. Ia menyerahkan diri digantung di kayu salib, diolok-olok, dipaku dan tubuh-Nya dicabik-cabik, jantung-Nya pecah karena ditombak sehingga Darah-Nya tercurah. Dengan cara itu, Ia mengungkapkan keberadaan Allah kepada dunia. Selang beberapa waktu sebelum pengorbanan-Nya, Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya,”Minumlah darah-Ku.”

Allah tidak ingin dunia mengenal-Nya secara agamawi atau dengan filosofi kita sendiri. Allah ingin supaya Darah-Nya sendiri mengalir sampai ke dalam roh jiwa manusia sehingga kita dipenuhi oleh Darah-Nya dan kita mendapat penebusan. Allah sangat menginginkan bahwa melalui Darah-Nya manusia mengalami kasih-Nya dan pengampunan yang diberikan-Nya.
Terdapat perbedaan antara orang yang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya. Agama-agama duniawi menaati otoritas yang berlebihan kepada agama. Mereka mendirikan agama dengan filosofi atau teori-teori agamaw dan menjadikan hal itu sebagai suatu patokan. Tetapi iman kita berbeda sekali dengan semua itu. Iman kita adalah kita menjadi anak-anak Allah dengan cara menerima Darah Yesus yang dicurahkan Allah, sehingga Darah itu mengalir masuk ke dalam roh jiwa kita. Oleh karena itu, jika kita mengalami dan minum Darah-Nya, maka kita menjadi orang percaya. Hanya orang percaya saja yang mempunyai hak untuk menyatakan dirinya kepada Allah. Hanya orang yang memiliki Darah-Nya saja yang memiliki hubungan yang sempurna yaitu hubungan antara Bapa dan anak.

Peristiwa Darah Yesus itu adalah kejadian yang luar biasa. Penciptaan langit dan bumi dijadikan selama enam hari menurut hikmat dan kehendak Allah. Tetapi pengorbanan Darah Yesus bukan hanya peristiwa enam hari melainkan telah menjadi rencana Allah sejak semula. Pada mulanya Allah telah merencanakan untuk mengutus Anak-Nya dan sesungguhnya untuk tujuan itulah dunia diciptakan. Pada waktu yang ditentukan Allah, maka kehendak Allah itu akhirnya digenapi. Dalam Perjanjian Lama, Allah memerintahkan untuk mengadakan korban darah binatang jantan tertentu berusia satu tahun, sebagai suatu gambaran tentang apa yang terjadi kemudian. Tetapi, kita jangan salah beranggapan sehingga kita mengira bahwa pengorbanan Darah-Nya itu sama dengan kehidupan binatang yang dikorbankan, dan kita menganggap bahwa iu adalah persembahan darah dari seorang yang berusia tiga puluh tiga tahun. Kita harus mengingat bahwa Darah Yesus itu adalah kehidupan Allah yang kekal, sebab Yesus adalah Allah. Akibatnya Yesus Kristus harus mencurahkan Darah-Nya hanya satu kali saja.. Dengan cara itulah kehendak Allah dan rencana agung Allah yang mengagumkan dinyatakan kepada dunia, karena memang waktunya sudah genap. Dengan demikian, pengorbanan Darah itu mempunyai dampak yang lama dan dalam. Pengorbanan Darah itu begitu berharga tidak terbandingkan nilanya dengan apapun. Sebagai perbandingan, apabila jantung seseorang ditusuk dengan sebuah tombak, maka ia akan bersimbah darah dan orang itu akan mati.

Yesus Kristus mencurahkan Darah-Nya anda dan saya, supaya kita diperdamaikan dengan Allah. Itulah Darah Yesus yang dicurahkan oleh Allah yang kekal. Tidak ada kata-kata manusia yang cukup untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap peristiwa yang mengagumkan itu, dimana manusia mengalami curahan Darah Yesus. Hal itu juga merupakan suatu karunia yang besar dan mengagumkan bagi kita, dan tentu saja tidak dapat diekspresikan meskipun dengan berbagai corak warna para pelukis manapun. Itu semuanya sesuatu yang bersifat ilahi.

Dengan itu, kita semua menjadi bangga akan peristiwa itu. Itu menjadi iman Kristiani. Betapa besarnya, betapa kudusnya, dan betapa mulianya. Jika saya diberitahu, bahwa khotbah saya yang berikutnya merupakan khotbah saya yang terakhir, maka dengan kerendahan hati, saya akan berkhotbah tentang Darah Yesus. Jika saya akan mati dan diperhadapkan kepada suatu keadaan harus mati syahid, maka saya akan mengambil kesempatan itu untuk berkhotbah tentang Darah Yesus. Khotbah yang paling menggugah hati saya dan membangkitkan semangat saya adalah khotbah tetang Darah Yesus. Seperti itu Allah menunjukkan kasih-Nya yang besar bukan hanya lewat perkataan saja, bukan hanya memberi jalan kelegaan, tetapi melalui sesuatu yang nyata yaitu pengorbanan diri-Nya.

Diantara kita tentu ada yang mengalami peristiwa khusus yang mengingatkan kita kepada Allah. Demikian juga bagi umat Israel, ketika Allah memberi mereka makan manna di padang gurun ketika itu mereka mengalami kelaparan. Ada juga yang mengingat Dia, ketika mereka melihat air diubah menjadi anggur pada pesta perjamuan kawin. Selain itu juga ada yang bersyukur karena mendapat keselamatn dan dilepaskan dari badai yang dahsyat. Tetapi Allah tidak ingin kita mengingat Dia hanya karena kita beroleh selamat dari badai, atau karena Allah mengubah air menjadi anggur. Allah ingin agar kita meerima pengorbanan Yesus Kristus yang telah diutus-Nya ke dalam dunia. Allah tidak menaruh minat pada pengetahuan manusia. Allah tidak menaruh minat pada perkembangan budaya manusia atau juga pada kemajuan manusia. Tetapi Allah menaruh minat pada Darah Anak-Nya sendiri.

Pada masa hidup Musa, Raja Firaun di Mesir menerima kemuliaan yang besar. Tetapi, Allah tidak menaruh perhatian kepadanya. Allah juga tidak menaruh perhatian kepada orang Mesir atau pada rumah-rumah mewah yang mereka miliki, atau kepada anak-anak lelaki mereka yang hebat atau bahkan kepada umat Israel. Allah hanya tertarik pada darah anak-anak domba yang dibubuhkan di ambang tiang atas pintu rumah-rumah orang Israel.

Allah mengetahui nilai Darah Yesus. Meskipun darah seluruh umat manusia di sepanjang abad dikumpulkan, itu tidak dapat menandingi nilai setetes Darah Yesus. Allah mencurahkan Darah-Nya bukan karena anda dan saya kekurangan darah, tetapi Allah sungguh prihatin terhadap darah manusia yang dipenuhi dosa. Meskipun manusia memiliki berbagai nilai diri sendiri, tetapi Allah tidak menaruh minat pada nilai-nilai, pengetahuan, dan pengalaman manusia, melainkan hanya pada Darah Putra-Nya sendiri. Allah hanya memperhatikan pengorbanan Darah Anak-Nya yang Tunggal yang keluar dari pangkuan-Nya. Hanya Darah Yesus saja yang mempunyai kuasa dan otoritas untuk menghapus dosa-dosa manusia.

Baptisan yang kita terima dengan cara diselamkan ke air merupakan pengalaman yang sangat berharga. Tetapi kematian Yesus jauh lebih berharga dan memiliki nilai yang tidak terhingga. Dalam baptisan, kita dicelupkan dengan Darah Yesus dan dipersatukan dengan kematian-Nya melalui diselamkan ke dalam air. Jika Yesus tidak mencurahkan Darah-Nya di kayu salib, diselamkan ke air melalui baptisan merupakan suatu tindakan yang sia-sia.

Dari manakah kita memperoleh status sebagai anak Allah? Mengapakah kita mendapat hak untuk memanggil Allah sebagai Bapa? Apakah hak itu kita peroleh dari usaha sendiri? Atau, apakah itu sebagai hasil studi yang kita peroleh dari dogma atau pengetahuan Alkitab, atau hanya karena kita telah mendengar khotbah setiap minggu? Bukan! Itu hanya karena Darah Yesus yang dicurahkan Allah. Sehingga kita dapat memanggil Allah sebagai Bapa dan membuat hubungan Bapa-Anak, anatara kita dengan Allah. Sebelum Darah Yesus Kristus diutus ke dunia, ada banyak nabi dan pengkhotbah namun tidak seorangpun di antara mereka yang mampu menarik perhatian Allah, atau menarik Allah lebih dekat kepada mereka. Mereka tidak dapat meninggalkan secara total gaya hidup yang penuh dosa, yang telah mereka nikmati begitu lama. Mereka juga tidak mampu mengorbankan kesenangan-kesenangan duniawi mereka untuk menerima kemuliaan sorga. Tetapi yang dapat mengubah segala sesuatu hanya Darah Yesus yang tercurah di kayu salib.

Kita semua menjadi orang-orang yang telah melihat Darah Yesus melalui kasih karunia-Nya yang luar biasa. Kita bukan orang-orang yang melihat curahan darah yang dilakukan oleh seorang pemuda berumur tiga puluh tiga tahun, tetapi kita melihat Darah Yesus yang berasal dari Allah yang hidup kekal. Darah Yesus ini mengalir karena Allah mengorbankan kemuliaan-Nya, dan Darah itu dipercikkan kedalam hati kita masing-masing.

Tanpa Darah Yesus di dalam hati kita, kita tidak akan berarti dan hanya menjadi sebuah bejana yang terbuat dari tanah liat, dan hanya menjadi alat yang tidak berguna. Tetapi dengan Darah Yesus, sekarang kita dapat menjadi alat yang berguna untuk menghancurkan pekerjaan iblis, dan mengkomunikasikan pikiran-pikiran Allah.

Dalam diri manusia, tidak ada sesuatupun yang menarik perhatian Allah. Perhatian Allah juga bukan kepada orang-orang Yahudi, tetapi hanya kepada mereka yang mengalami Darah Yesus. Orang-orang Yahudi pun jika tidak mengalami Darah itu, mereka tidak dapat menarik perhatian Allah. Namun, orang-orang yang bukan orang Yahudi atau mereka yang diasingkan oleh orang Yahudi, apabila mereka mengalami Darah Yesus maka mereka juga dapat menjadi anak-anak Allah. Jadi seseorang dapat menjadi anak Allah dan memiliki hak dan otoritas hanya oleh karena Darah Yesus.

Orang-orang Yahudi memandang orang-orang Samaria sebagai orang yang berdosa, seperti orang asing. Bagi orang Yahudi, kita adalah orang asing. Orang Yahudi sangat bangga sebab mereka menyebut diri umat pilihan Allah. Dengan cara itu, mereka membedakan diri mereka dengan orang lain. Tetapi sejak Yesus mencurahkan Darah-Nya, kita semua telah dipisahkan dan dijadikan sebagai anak-anak Allah. Dan umat pilihan Allah yang sesungguhnya adalah semua mereka yang mengalami Darah Yesus.

Dengan cara bagaimanakah kita melihat Allah? Di dunia ini tidak ada seorangpun yang telah melihat Allah, tetapi kita dapat mengenal Allah melalui Darah kudus yang dicurahkan Yesus Kristus bukan melalui tetesan air mata-Nya. Allah menunjukkan kasih-Nya yang tidak terbatas terhadap kita dengan cara mencurahkan Darah-Nya.. Dosa manusia akhirnya membuat Allah harus mencurahkan Darah itu. Setelah melihat Darah-Nya, maka diharapkan manusia menjadi tunduk dan berbalik kepada Allah. Tetapi sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak kembali kepada Allah, dan masih berbuat dosa meskipun mereka telah melihat Darah Yesus.

Setelah melihat Darah-Nya, marilah kita berbalik kepada Allah. Kita telah menjadi orang percaya melalui Darah. Kita memperoleh keselamatan juga oleh karena Darah Yesus. Segala sesuatu mungkin hanya melalui Darah Yesus. Yesus berkata, “Di luar aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohns 15:5).

Waktu murid-murid Yesus mendengar tentang kematian-Nya yang akan segera tiba, murid-murid-Nya menjadi putus asa dan bingung .Mereka hanya memahami apa yang dikatakan-Nya dalam konteks pengertian manusiawi dan dengan pemahaman budaya mereka. Tetapi Yesus menyampaikan bahwa kematian-Nya menunjukkan belas kasihan Allah terhadap manusia, dan itu bukan dalam perkataan saja tetapi telah direncanakan berabad-abad lamanya oleh Allah, dan hal itu adalah sesuatu yang ditakuti oleh musuh kita, yaitu Iblis. Dengan Darah Yesus, Iblis dihancurkan dan kita diselamatkan. Apakah anda secara pribadi sudah mengalami peristiwa agung dan mengagumkan ini?

Kita memberi persembahan kepada Allah dan gereja-Nya setiap hasil yang kita peroleh melalui penghasilan kita beberapa hari atau beberapa tahun. Tetapi persembahan itu berbeda dengan pengorbanan Darah Yesus yang bersifat secara terus-menerus dan kekal. Nilai Darah Yesus yang dicurahkan bagi kita, itu tidak sama dan berbeda dengan pemberian kita tadi. Apabila kita mengalami hal yang menakjubkan ini di dalam hati kita, maka kita tidak dapat tidak harus menyatakan dengan penuh sukacita, bahwa kita telah mengalami Darah Yesus yang mengalir secara terus-menerus dan tidak akan menjadi kering selama-lamanya. Kita hidup sebab telah mengalami pengorbanan itu. Iblis telah dikalahkansebab ia telah melihat sendiri peristiwa itu.

Saudara-saudari yang kekasih, anda harus mengetahui bahwa anda adalah keturunan darah. Ketika Musa dalam perjalanannya ke Mesir untuk menemui Raja Firaun, di tengah perjalanan. Allah menimpakan kepadanya penyakit demam sehingga ia hampir mati. Musa tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Zippora, isterinya memotong kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya kaki Musa dengan kulit itu. Segera sesudah itu penyakit itu lenyap dan Musa dipulihkan. Oleh sebab itu, Zippora berkata, “Sesungguhnya engkau ini pengantin darah bagiku” (Keluaran 4:25). Apabila sedikit tetesan darah itu mampu mendatangkan hidup kepada seseorang dan melepaskannya dari maut, betapa lebih lagi Darah Yesus yaitu Darah Allah yang Dia curahkan sendiri, akan mendatangkan kehidupan kepada kita.

Ada orang-orang yang mencoba untuk menganalogikan Darah Yesus dengan darah binatang, seperti misalnya anak domba. Mereka mencoba membandingkan kehidupan Yesus dengan seekor anak domba. Anak domba itu lemah lembut, Yesus juga lemah lembut. Anak domba itu murni, Yesus juga murni. Tetapi, apakah karena anak domba itu berbau maka Yesus pun berbau? Orang-orang Israel adalah bangsa pengembara, dan karena itu, kehidupan mereka dikelilingi oleh domba. Di sekitar kehidupan orang Israel, setiap saat banyak domba oleh karena mereka hidup di kelilingi domba. Setiap hari mereka harus berpindah, dari satu tempat ke tempat yang lain bersama kawanan domba mereka untuk mencari makanan. Kemana saja mereka pergi, ratusan domba berjalan bersama para gembalanya. Para gembala selalu memberi perhatian khusus kepada domba yang kecil dan yang baru lahir. Para gembala merawat mereka dan selalu berada dekat anak domba itu. Anak domba jantan selalu tersedia untuk dijadikan korban. Setiap saat dapat menyembelih anak domba jantan sebagai korban dengan memercikkan darahnya.

Darah Yesus yang menyelamatkan dan menghapuskan dosa kita berada di mana-mana, tidak dibatasi pada suatu tempat tertentu. Di Israel anak-anak domba selalu tersedia untuk dijadikan korban. Jadi, walaupun hanya dua atau tiga orang Israel yang bepergian, di sekitarnya ada banyak domba, maka kapan saja dan di mana saja mereka dapat memberikan korban. Seperti itu juga, kita pun dapat menerima kasih karunia dan Darah Yesus kapan saja dan di mana saja. Darah yang kudus itu selalu tersedia bagi kita, sebagaimana di tengah-tengah bangsa penggembala selalu tersedia anak domba. Tetapi, Darah Yesus yang tercurah itu hanya dapat dialami oleh mereka yang mengenal pengorbanan Yesus, sebagaimana darah anak domba yang tercurah hanya dapat dialami bilamana anak domba itu disembelih sebagai korban. Orang yang tidak mengetahui pengorbanan Yesus, mereka tidak pernah dapat mengalami Darah Yesus. Hanya orang-orang yang mengalami Darah Yesus dapat menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka, kapan saja dan dalam keadaan apa saja. Untuk menerima pengampunan dosa bukanlah sesuatu hal yang sulit dan kompleks. Pengampunan dosa memungkinkan tersedia setiap saat sebagaimana anak domba tersedia untuk dikorbankan oleh para gembala. Kasih-karunia melimpah di mana saja. Darah Yesus yang kekal itu melingkupi roh jiwa kita. Bagaimanakah kita dapat menyembunyikan fakta yang mangagumkan ini? Kita harus merenungkan betapa berharganya kita dihadapan Tuhan. Seperti kita menetapkan nilai barang antik atau lukisan. Nilai dari segala sesuatu sangat ditentukan oleh harganya. Bagaimanakah Allah menentukan nilai kita?

Pada masa kini juga orang sudah lazim memberikan nilai manusia ke dalam bentuk uang. Jika seseorang menderita suatu kecelakaan sehingga harus kehilangan satu kakinya, maka ia akan menerima sejumlah tertentu uang sebagai kompensasi atau ganti rugi. Jika seorang ibu yang kekasih atau seorang anak meninggal dunia, keluarganya akan menerima sejumlah uang asuransi. Orang-orang berupaya menyelesaikan masalah dengan uang. Dunia begitu kejam, karena kita dapat mengkompensasikan sebuah kaki atau seorang isteri dan anak dengan uang.
Saya tidak dapat menjelaskan rasa syukur saya kepada Allah, bahwa saya telah menjadi milik-Nya. Jika seandainya saya menjadi seorang Budha, maka hidup saya akan dianggap sama seperti kehidupan jentik-jentik atau seperti seekor serangga, sebab mereka percaya pada inkarnasi bahwa manusia akan menjadi binatang dalam kehidupan berikutnya. Tetapi betapa besarnya kemuliaan yang saya terima sekarang karena saya mengenal Allah. Setelah saya mengenal Allah, saya tahu betapa besarnya kemuliaan yang saya terima nantinya, termasuk kehidupan kekal yang akan saya alami setelah saya mati. Bila saya menghitung, betapa besarnya nilai yang saya miliki. Allah telah menetapkan rencana-Nya untuk mencurahkan Darah Yesus sejak sebelum dunia diciptakan. Untuk itu melalui para nabi, Allah telah menjelaskan rencana-Nya yang kekal untuk mencurahkan Darah. Sesungguhnya Allah telah mencurahkan Darah Yesus dan dengan demikian memberi kita penebusan. Allah menetapkan nilai manusia lebih dari pada segala ciptaan di langit dan bumi, bahkan Allah mengakui nilai kita sama dengan Darah Yesus yang besifat kekal. Kita harus memahami bahwa Allah memberikan hidup-Nya bagi kita manusia yang hina, najis, lekas marah, munafik, dan untuk orang seperti saya yang seringkali bimbang.

Seharusnya kita memberikan respon yang tepat terhadap kasih Allah yang melimpah dan tak tertandingi nilainya itu, dan kita harus memutuskan untuk bertekuk lutut di hadapan-Nya dengan roh yang menyala-nyala sepanjang hidup kita. Meskipun kita dianggap lebih kecil dibandingkan dengan suatu objek, namun Allah sendiri menggantikan kehidupan-Nya dengan kita. Kita menerima berkat yang begitu mengagumkan. Alkitab berkata dalam Kisah Para Rasul 20:28 bahwa Yesus telah membeli kita dengan lunas yaitu “dengan darah-Nya sendiri.”

Kita harus mengenal nilai diri kita sendiri. Walaupun kita mengalami sengsara dan menderita dalam kehidupan di dunia ini, kita harus menghargai nilai yang telah Allah tetapkan bagi kita. Allah telah memberikan karunia yang begitu berharga bagi kita. Tetapi di hadapan Tuhan betapa kita berubah-ubah dan terus-menerus menuruti keinginan dosa. Betapa Tuhan kecewa dan berduka hati karena perbuatan-perbuatan kita. Dengan menjadi orang percaya, artinya Allah telah menaikkan nilai kita. Tuhan menghindarkan kita dari Iblis dan roh-roh najis sehingga mereka tidak dapat menjamah kita. Allah telah berfirman bahwa mereka yang mengalami Darah Yesus,”si jahat tidak dapat menjamahnya”(1 Yohanes 5:18). Tuhan memproklamasikan bahwa Dia sudah membeli kita dengan kehidupan-Nya. Allah telah membayar harganya lunas untuk kita dengan hidup-Nya.

Kita semua yang telah dibeli lunas dengan Darah Yesus! Allah telah menebus kita melalui kesengsaraan yang dialami-Nya dan lewat penderitaan-Nya. Jadi, jika kita masih tetap kembali ke dunia, kita menjadi sia-sia dan tak berharga, dan nilainya jauh lebih rendah dibandingkan dengan perhiasan imitasi. Nilai kita dihitung dengan kebenaran Allah, dan ini tidak dapat disederajatkan dengan malaikat. Kita adalah anak-anak Allah yang mendapat kasih-karunia yang luar biasa, dan sudah dibayar lunas dan memiliki hidup yang kekal.

Allah sedemikian berusaha agar kita menikmati semua kehidupan itu. Saya tidak dapat mengerti mengapa begitu banyak manusia menjadikan diri mereka tertipu. Mengapa manusia menempatkan dirinya begitu rendah? Saudara-saudari yang kekasih, inilah saatnya kita menyadari dan berusaha untuk meraih nilai yang sudah Allah tempatkan atas anda dan saya.
Kita adalah anak-anak Allah sebab kita telah mengenal Darah Yesus. Kita bukanlah malaikat ataupun binatang. Kita adalah pribadi-pribadi yang melekat di hati Bapa sebagaimana Anak-Nya, Yesus yang berasal dari pangkuan Allah Bapa. Kita telah dibayar tunai dengan Darah-Nya, maka kita harus mengakui kepada-Nya dengan tulus hati dan kita harus berterima kasih bahwa kita adalah milik-Nya.

Kita harus menyerahkan segala dosa. Kita hendaknya meninggalkan segala keangkuhan dan kesombongan, dan dengan rendah hati dicelup di dalam Darah Yesus. Roh kita hendaknya diselamkan dan segala kesombongan, keangkuhan, dan kemiskinan diselamkan di dalam Darah Allah yang kudus itu. Demikianlah, anugerah Darah Yesus memenuhi tubuh, roh jiwa serta seluruh kehidupan anda dalam nama Tuhan Yesus.

Doa Pertobatan:
Yesus, aku percaya bahwa Engkau mati untuk mengampuni dosa-dosaku, dan Engkau telah dibangkitkan. Aku percaya bahwa hanya Engkau yang dapat menyelamatkan hidupku. Aku menerima Engkau sebagai Juruselamat dan Tuhanku. Dari mulai hari ini, saya berjanji untuk hidup melayani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Allahku. Aku berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Simbol Berea


Mari sukseskanlah ibadah!


Air Hidup - Ibadah dan Darah

Allah yang kita sembah adalah Esa. Kita mendengar berulang-ulang firman tersebut selama puluhan tahun dan ketika kita membaca Alkitab kita juga membaca firman tersebut berulang-ulang. Allah yang kita sembah adalah Esa. Betapa luasnya langit yang mengatasi segala langit. Tetapi Allah yang Esa memenuhi dimana-mana. Oleh karena itu, ilah manapun tidak dapat menguasainya. Di dalam langit segala langit yang ada hanyalah Allah saja,
Satan yang memberontak dan menyamakan dirinya dengan Allah tidak dapat berdiam disana, tetapi diusir dan dikurung di dalam angkasa. Angkasa memang luas menurut ukuran manusia. Tetapi bagi Allah hanyalah sebuah ruangan kecil seperti sebuah penjara.Tetapi pada suatu hari alam maut ini akan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:14). Di dalam sorga yang begitu luas dan besar Allah adalah satu-satunya. Allah yang Esa itu adalah Bapa kita. Dialah Tuhan dan Juruslamat kita, dan Dialah Raja kita. Kita menerima Dia dan mempermuliakan Dia. Manusia tidak bisa memikirkan lebih dari pada dia melihat dengan mata jasmani.

Beberapa hari lalu saya menonton anjing kecil yang beratnya kurang dari satu kilo, ditempatkan bersama dengan anjing yang berat badannya 70 kilo. Namun tiba-tiba ekor anjing kecil itu berdiri seraya menyerang anjing besar itu, terlihat ekor anjing besar itu turun karena ia ketakutan. Betapa lucunya anjing yang 70 kali besarnya itu takut dengan anjing kecil sehingga turun ekornya. Kemudian ditanyakan kepada seorang profesor perihal mengapa anjing sebesar itu turun ekornya dan terlihat takut kepada anjing kecil itu. Menurut dia, binatang tidak memiliki konsep filsafat, berbeda dari manusia. Menurut dia, jika mata anjing kecil melihat yang besar maka dia merasa jadi sebesar itu, sementara mata anjing yang besar ketika melihat anjing kecil ia merasa jadi sekecil anjing yang kecil itu. Meskipun ada juga seekor anjing besar yang tidak takut bila melihat anjing kecil dan ia menjadi kecil. Tetapi apa yang dia lihat itulah kacamata dia. Jika ia melihat yang besar, maka ia pun sebesar itu, jika ia melihat kecil, ia pun akan sekecil itu.

Demikian juga manusia, karena Allah tidak kelihatan dari mata manusia, sehingga menyangka bahwa Allah tidak ada. Demikian manusia seperti binatang. Anak-anak kita di TK tidak melihat langsung ayam, bebek, kelinci dan burung merak namun hanya melalui buku atau televisi. Tetapi saya sudah pelihara beberapa ekor bebek, kelinci, ayam untuk anak-anak, anak-anak kita senang melihatnya. Karena ada tikus maka saya pelihara satu ekor kucing, tetapi kucing dan burung merak menjadi berteman, jika burung itu tidur diatas ranting, kucing pun ikut tidur diatas ranting bersama burung merak itu. Biasanya mereka bertengkar, namun karena mereka hidup bersama dari kecil, jika kucing melihat burung merak, ia merasa ia adalah burung merak dan dari mata burung merak, burung merak itu merasa dirinya kucing. Maka mereka bermain bersama-sama. Demikian juga manusia yang kemampuan filsafatnya kurang ia dikatakan seperti binatang, karena manusia dan binatang berbeda dalam hal konsep filsafat.

Oleh sebab itu manusia bermimpi melihat masa depan dan masa lalu. Meskipun tidak melihat secara langsung, tetapi ia dapat menduga sebuah tempat yang tidak ia datangi, dan sebelum membangun gedung ia sudah memiliki imajinasi dahulu. Demikianlah manusia berbeda dengan binatang. Oleh sebab itu kita harus dapat melihat kemuliaan dan wibawa Allah. Itulah perbedaan manusia dari binatang. Manusia memiliki konsep filsafat.

Orang percaya lebih dari pada konsep filsafat itu karena kita dapat melihat lebih jauh dan dapat melihat masa depan yang lebih jauh oleh karena Roh Kudus. Kehidupan iman orang percaya harus lebih dari pada orang filsafat sehingga ia dapat melihat Allah. Menerima dan mendengar-Nya dan merindukan-Nya, menghormati dan mempermuliakan Allah. Ia adalah Allah yang Esa. Seharusnya kita dapat melihat Allah yang Esa saja. Oleh sebab itu di dalam diri kita yang ada hanya pengetahuan dari Dia, yang ada hanya kuasa dari Dia, yang ada hanya hikmat dari Dia, yang ada hanya pendapat dari Dia, hidup dan hukum dari Dia.

Karena orang dunia mengabaikan Allah sehingga mereka tidak dapat melihat Allah. Mereka hidup dengan kebiasaan, peraturan dan istiadat dunia. Namun saya sudah menulis mengenai tata cara pemakaman beberapa kali. Dimana orang percaya harus berbeda dengan orang dunia, sementara mereka masih ditarik oleh adat istiadat dunia. Alkitab mengatakan mereka pernah ditarik oleh berhala yang bisu ketika mereka berada di dunia. Tetapi mereka harus ditarik karena mereka telah berada dihadapan-Nya oleh Roh Kudus. Harus ditarik Yesus kemanapun. Allah adalah satu. Seperti seorang suami yang mempunyai istri satu, sama seperti seorang istri bersuami satu, Allah yang kita sembah adalah satu.Yang menguasai kita adalah Allah yang satu-satunya, yang menghidupkan dan yang memerintah kita adalah Allah yang satu-satunya, yang menguasai kita adalah Allah kita yang satu-satunya.Yang memiliki firman untuk kita adalah hanya Allah yang Esa. Kita harus mengenal bahwa Raja kita hanya satu, yang kita rindukan juga hanya satu yaitu Allah yang Esa.

Alkitab mengatakan kita tidak bisa melayani dua Tuhan, jangan suam-suam kuku, melayani Allah dan menikmati dunia. Apakah dunia menyediakan tempat tinggal yang kekal, apakah dunia menyediakan hidup untuk Anda? Saudara jangan tersinggung karena saya sering mengatakan tentang kematian, tetapi kita harus siap dengan kematian kita. Kita harus memikirkan bagaimana kita diperlakukan ketika kita meninggalkan dunia ini. Kita harus memikirkan hal itu.

Ada banyak orang yang melayani masyarakat, mereka membangun sekolah dengan uang pribadi. Membangun rumah sakit dan membangun panti asuhan, semua itu adalah usaha mereka yang baik. Akan dibalas hutang budi mereka. Memang akan di puja, tetapi untuk Allah saudara bekerja apa yang baik. Saudara dipuji dunia karena saudara baik dalam pekerjaan dunia, demikian saudara menyatakan kebenaran diri sendiri, tetapi bagaimana saudara menyatakan kebenaran dari Allah. Apakah kehormatan dan pujian dunia membimbing roh jiwa saudara kepada kemuliaan? Membimbing saudara kepada hidup dan kemuliaan? Membimbing saudara ke tempat dimana ada terang dan cahaya? Apakah saudara percaya demikian?

Tetapi saya tidak percaya hal yang demikian. Kita harus siap atas kematian kita, bukan saja orangtua yang perlu mempersiapkan kematian. Kita sering melihat orang muda maupun anak kecil mati. Seseorang bertanya, apakah anakku telah ke surga sambil menangis. Saya tanya apakah anak itu percaya, ia menjawab ya. Saya katakan anak Anda telah diselamatkan. Orang itu bertanya lagi, apakah ia mendapat mahkota? Allah tidak berjanji apabila anak kecil tidak berdosa dan hidup bersih maka akan diberi upah. Karena ia tidak bekerja maka ia tidak diberi mahkota. Alkitab mengatakan setia sampai mati. Mahkota hidup dijanjikan kepada orang yang setia sampai mati. Mahkota hidup diberikan kepada orang yang bersedia menyerahkan nyawanya. Anak itu tidak dapat menerima mahkota, tetapi mungkin saja apabila bagian harta anak itu dipersembahkan menjadi bagian pengorbanannya. Bagaimanapun kita harus siap akan kematian kita di dunia ini. Kapan anak kita mati kita tidak tahu.

Di Korea lebih dari 5000 anak mati karena kecelakaan lalu lintas. Selama lebih dari 10 tahun anak-anak saja yang mati dalam kecelakaan lalu lintas lebih kurang 100.000 orang.. Kita tidak tahu kapan kita meninggal, maka kita harus siap akan kematian kita. Mereka ingin hidup panjang umur, tetapi apa yang kita dapat bila kita hidup dengan umur panjang di dunia ini? Mana yang lebih berbahagia, setelah bekerja keras kemudian meninggal, lalu masuk ke Firdaus menunggu kebangkitan pertama atau hidup susah-susah dan mengeluh karena berbagai penyakit, sakit punggung dan tulang kemudian mati juga susah. Mereka yg tidak memiliki pengharapan di surga menganggap hidup panjang umur di dunia itu adalah kebahagiaan. Di dalam Kejadian 5:27, dikatakan Metusalah hidup 969 tahun, sementara itu Henok hidup hanya 365 tahun saja tetapi ia hidup bergaul dengan Allah, maka ia diangkat.

Saudara kekasih, kita melayani Allah yang satu-satunya, Dialah hidup, berkat kita dan kebahagiaan kita. Di bawah slogan berbunyi "mari kita sukseskan ibadah, kita menjalankan kehidupan iman tahun ini. Apakah ibadah? Ibadah adalah memperingati Allah sambil menerima Allah, menerima nama dan kemuliaan-Nya. Kita harus memiliki iman yang teguh dan kita harus memiliki iman yg ilahi, demikian kita harus menyerahkan hati kita pada Allah dan kita harus menjadi orang yang termasuk pada sorga. Siapa yang dilahirkan sebagai orang benar? Kita semua dilahirkan sebagai orang berdosa. Mazmur 51:4 mengatakan, "Aku ini walaupun anak kecil kita polos seperti malaikat, tetapi satupun tidak bisa masuk ke surga dan akan binasa sebagai orang berdosa karena dilahirkan sebagai orang berdosa. Tetapi apabila orang tuanya adalah orang percaya yang beriman anakpun menjadi kudus oleh iman orangtuanya. Setelah dilahirkan dan dibesarkan barulah anak kecil mendapat keinginan sehingga ia memilih sesuatu atas diri sendiri. Dia akan memutuskan memilih Allah atau memilih dunia. Yang memilih Allah menjadi orang percaya, yang memilih dunia menjadi orang durhaka. Diantara mereka yang memilih Allah ada yang melayani Allah sungguh-sungguh, ada yang suam-suam kuku. Bahkan mereka membuat dosa selama mereka hidup di dunia ini.

Ketika kita ke gereja kita menjadi jemaat dengan pengakuan "Tuhan aku ini orang berdosa." Dimana ada orang yang bukan orang berdosa? Bukan karena luka kita mati, tanpa luka pun kita bisa mati. Mereka mati dengan alasan macam-macam, demikian juga dosa kita. Tidak ada dosa besar atau dosa kecil. namun kita tidak membunuh orang, tapi kita membenci orang saja dipandang Allah sebagai pembunuh. Demikianlah dosa. Tidak ada dosa berat atau tidak ada dosa ringan. Sedangkan kita menganggap diri membuat dosa ringan karena mereka salah mengerti Hukum Taurat berpikir demikian. Memang di dalam hukum Taurat ada dosa berat dan ringan. Tetapi di dalam. Yesus tidak demikian, semua dosa sama saja. Yesus mengakui, siapapun mengakui diri, aku ini orang berdosa, “tetapi tidak mengakui” orang yang mengatakan aku ini membuat dosa yang ringan. Yesus mengakui siapapun yang bertobat “aku ini orang berdosa”. Allah mengijinkan mereka yang mengakui diri sebagai orang yang berdosa saja yang menjadi orang Kristen.

Maka kita bertobat dan diampuni dosanya, demikianlah kita menjadi orang Kristen. tetapi apa benar kita berdosa setelah menjadi orang Kristen. Ampunilah saya seperti saya mengampuni orang yang bersalah kepada saya. Kita memerlukan pengampunan dosa setiap hari seperti berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, demikian kita memerlukan pengampunan dosa setiap hari. Walaupun kita percaya Yesus, kita membuat dosa perilaku. Kita membuat dosa dalam pikiran kita terus menerus. Di dalam hati kita, kita membunuh, berzinah dan tamak. Yesus mengatakan kepada kita orang percaya, kalian jangan seperti orang yang berada di bawah Hukum Taurat ada dosa berat dan ringan tetapi kepada kalian tidak ada dosa berat atau ringan. Anda adalah orang berdosa seumur hidup dan Anda orang yang lemah yang memerlukan Juruselamat seumur hidup.

Seumur hidup kita bersandar kepada Yesus, karena Dia sajalah Juruselamat kita. Dialah Juruselamat kita yang menyelamatkan kita dari neraka. Kita harus bersandar kepada Juruslamat seumur hidup kita. Mengapa? Karena kita berdosa terus. Dari pagi sampai malam sebelum tidur walaupun seorang pendeta, tetapi tetap tidak begitu senang dan berat dan kesal hatinya. Apakah seorang pendeta selalu ilahi dan penuh dengan kasih karunia dan terang hati? Apabila saya selalu terang hati demikian, mestinya saya menjadi malas. Jika seseorang telah mati dalam keadaan apa saja itu bagaimana?

Saya tenang karena saya bersandar kepada Yesus, saya tidak binasa. Karena saya percaya bahwa saya tidak akan binasa tetapi diselamatkan oleh karena bersandar kepada Juruselamat, namun saya orang berdosa. Walaupun saya berdosa dan berdosa lagi tetapi karena Dia mengampuni saya dan menjaga saya, maka saya tenang. Tetapi karena diselamatkan dan karena saya dijaga dari tangan Iblis, maka saya tenang walaupun berdosa dapat bertobat dan dapat hidup tenang oleh karena kuasa darah-Nya dan kasih karunia-Nya.

Anda jangan salah mengerti mengenai tenang hati. Sepanjang hari tertekan dan tidak puas. Karena tidak puas, tertumpuk rasa benci. Bagaimana dia mendapat berkat, bagaimana ia dikasihi Allah bila dia bekerja seperti itu terus, aduh! demikian tertumpuklah rasa benci. Jika seseorang berjalan kaki perlahan saja, saya tidak puas. Kalau saya jalan kakipun cepat seperti berlari dan saya begitu banyak pikiran berat dan susah hati, kalau tidak demikian saya merasa sepertinya tidak hidup dan tidak semangat. Orang yang tidak berpikir dengan bersusah hati ia tidak berkembang. Katakan jangan susah hati dari Alkitab, Anda jangan susah hati akan perkara dunia. Kamu jangan susah hati untuk diri sendiri, tetapi bukan berarti kamu jangan susah hati untuk pekerjaan Tuhan. Kita membuat dosa setiap hari dan seorang pendeta dia bekerja keras setengah mati. tetapi karena berdosa apakah dia harus ke neraka? Oleh sebab itu kita harus bersandar kepada Tuhan.

Oleh sebab itu saya bersandar kepada Tuhan, Tuhan hari ini juga saya tidak puas dan membuat dosa demikian dan membenci orang. Ampunilah saya. Saya percaya kuasa darah Yesus, janji dari Tuhan. Sungguh saya percaya Tuhan. Sambil percaya kuasa darah Yesus saya datang kepada Tuhan dengan semangat. Walaupun Hukum Taurat ingin menentukan saya sebagai orang berdosa, tetapi saya tidak akan terikat lagi. Karena saya percaya kuasa darah Yesus.

Hukum Taurat mengatakan kamu orang berdosa. Hukum Taurat menentukan saya sebagai orang berdosa dan Iblis menuduh saya oleh karena Hukum Taurat. Tetapi saya sungguh percaya kuasa darah Yesus walaupun Hukum Taurat mengancam saya, saya dapat mengatasi dunia dan dosa saya, roh jiwaku bebas dan bahagia. Oleh karena itu kita percaya kuasa darah Yesus dan berani datang kepada Allah, didalam ayat dasar hari ini juga kita percaya dan bersandar kuasa darah dan berani datang kepada Allah. Oleh karena darah itu kita tetap dapat datang kepada Allah. Oleh sebab itu kita jangan goyah akan pengharapan dasar iman kita. mengapa takut ketika saudara datang kepada Allah?

Seseorang membuat dosa. Bila dia putus asa dan takut bagaimana? Yang dapat menyelamatkan saudara hanyalah Yesus. Yang mengetahui anda yang sedang sakit hati dan kuatir setelah berdosa adalah Yesus Kristus dan yang menolong dan menghibur Anda adalah Yesus Kristus. Oleh karena itu saudara bersandar saja kepada Tuhan. Di langit dan bumi tidak ada yang mengerti saudara dan menolong saudara selain Yesus Kristus.Yang dapat menyelamatkan saudara hanya Tuhan. Yang mengerti saudara yang sedang takut dan sedih adalah Tuhan saja. Tuhan akan membangunkan saudara maka jangan kuatir tetapi bersandar saja kepada Tuhan karena Tuhan membeli Anda dengan darah-Nya.

Hukum Taurat tidak boleh menekan saudara, Iblis juga tidak akan menakutkan saudara. Saudara dapat bangun lagi setelah kita diselamatkan dengan kasih karunia Yesus Kristus, kita dapat jalan lurus dengan darah dari Tuhan. Kita dapat berjalan terus menerus dengan bersandar pada darah-Nya. Oleh karena darah Yesus walaupun kita jatuh dapat bangun, walaupun kita berdosa dapat diampuni dan demikian dihapus dosa sehingga dapat datang kepada Allah. Tuhan kita bukan hanya 10 atau 100 kali, tetapi mengampuni kita 7 kali 70 kali atau lebih dari pada itu.

Kita maju kepada Allah sebab kita bersandar kepada darah Tuhan, dan ayat terakhir mengatakan apa? Oleh sebab itu menjelang hari Tuhan yang semakin dekat, apa artinya hari Tuhan disini? adalah kedatangan Yesus kedua kali atau hari kita meninggal. Dari saat roh jiwa kita dipisahkan dari tubuh, kita tidak bisa menjalankan kehidupan rohani lagi. Kita akan masuk ke hidup kekal sesuai yang kita perbuat di dalam tubuh kita. Upah kita disurga tidak akan berubah tetapi sesuai yang kita perbuat didunia padahal yang mendapat satu talenta dapat ditambahkan 5 atau 10 di dunia. Tetapi mustahil ketika tubuh dan roh jiwa kita dipisahkan.

Dari saat itu Tuhan akan menunggu kita dengan keadaan roh jiwa kita yang telah di siapkan oleh kita. Saudara akan menunggu Tuhan di Firdaus dengan keadaan rohani pada saat tubuh dan roh jiwa saudara dipisahkan. Kita akan bertemu Tuhan, maka semakin menjelang hari Tuhan yang mendekat jangan saudara menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah seperti dibiasakan oleh beberapa orang. Kita pergi kesana dengan bersandar darah-Nya dan dengan bersandar pada Tuhan. Jika saya tidak bersandar pada kasih anugerah-Nya, darah-Nya dan kasih-Nya Tuhan Juruslamat, saya tidak dapat maju kepada-Nya.

Bukan karena saya tidak berdosa seumur hidup saya, saya berani demikian. Diantara jemaat ini mungkin ada yang menjadi orang percaya hanya beberapa bulan. Mungkin saudara bersukacita karena dosa masa lalu saudara sudah dihapus dan saudara hidup dalam kesucian. Atau mungkin juga saudara sakit hati karena membenci orang. Saya sudah 50 tahun menjadi orang Kristen. Pasti saya membuat dosa puluhan atau ratusan kali karena saya sudah berdosa selama 50 tahun. Tetapi mengapa saya lebih berani dari pada saudara? Sebab saya menerima Yesus Juruslamat saya dan bersandar pada darah-Nya. Karena bersandar pada darah Tuhan maka saya berani datang kepada Allah, berani datang kepada Allah. Oleh sebab itu Alkitab mengatakan saudara jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang tertentu.

Setiap minggu kita berkumpul seperti ini. Supaya mengingatkan darah Tuhan, supaya memecahkan roti dan mengingatkan Tuhan kita berkumpul dalam ibadah seperti ini. Kita bersandar pada darah Tuhan dan maju kepada Allah. Sebagai tanda kita maju kepada Allah kita tidak boleh menjauhkan diri dari ibadah kita. Tahukah siapa saja yang menjauhkan dirinya dari ibadah. Alkitab mengatakan orang yang dicap dengan api saja. Kita tidak boleh mengikuti kebiasaan mereka tertentu yang menjauhkan diri dari ibadah. Dengan segenap kekuatan kita berkumpul dalam ibadah. Itulah orang yang bersandar pada kuasa darah Tuhan.

Karena kita bersandar pada darah Tuhan kita datang kepada Allah. Oleh sebab itu kita lebih berani dan lebih kudus dari pada siapapun. Kita kudus karena kita berbeda dari dunia. Saya berbeda dari dunia maka saya kudus, saudara kudus karena berbeda dari dunia.
Bagaimana saudara kudus? Karena saudara berbeda dari siapapun orang dunia karena kita percaya dan bersandar pada darah Tuhan, karena cara kita datang kepada Allah itu berbeda dari dunia. Oleh sebab itu kita tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang tertentu. Keadaaan roh jiwa kita pada saat kita meninggal dunia atau hari Tuhan yang datang itu dalam keadaan pelit atau malas atau semangat. Itulah keadaan roh jiwa kita yang menjumpai Tuhan dan kekal.

Oleh sebab itu seperti seorang pelari, berlari hingga garis akhir dengan segenap kekuatannya. Kita jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang tertentu, tetapi kita beribadah dengan segenap jiwa dan hati kita, jangan saudara mengatakan aku bolos satu kali setahun atau dua kali, tetapi sampai saudara meninggal dunia atau selama-lamanya jangan menjauhkan diri dari ibadah, jangan memberi kesempatan kepada Iblis, tetapi usahakanlah supaya saudara jangan menjauhkan diri dari ibadah, apabila saudara bersandar pada darah Tuhan.

Usahakanlah dengan segenap hati dan kekuatan saudara supaya berkumpul dalam ibadah, saya ingin memberi berkat supaya saudara mengimani. Sambil menggenggam tangan kanan berserulah 3 kali, "Mari roh jiwaku, sukseskanlah ibadah."
Saya memberkati saudara supaya saudara sukseskan ibadah.

Allah Bapa biarlah kami berani karena kami bersandar kepada darah Tuhan.
Kami bersyukur karena membersihkan kami. Dahulu kami adalah orang berdosa, tetapi menjadi kudus karena darah Tuhan, hari inipun kami berdosa tetapi diampuni. Karena hari Tuhan yang akan datang semakin dekat, biarlah kami melihat Tuhan karena kami kudus dan janganlah satu pun dari jemaat Sungrak yang menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kami seperti kebiasaan orang tertentu. Ketika mereka berdoa tolonglah mereka Roh Kudus, dalam nama Yesus, Amin.

Mari kita berdoa supaya Roh Kudus menolong kita dan supaya kita jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah supaya kita jangan mengikuti kebiasaan orang tertentu yang menjauhkan diri dari ibadah. Mari kita berdoa!

Jadwal Ibadah Gereja Berea Biblikal


Kesaksian Pdt. Andreas Ayomi M.Th

Dua tahun yang lalu saya menyadari tentang orang yang kerasukan itu adalah kerasukan orang yang meninggal. Karena di Papua apabila dalam salah satu keluarga ada yang meninggal, salah seorang keluarga yang hidup itu akan kerasukan dan berbicara seperti orang yang meninggal itu. Dari pengalaman inilah saya mengetahui bahwa yang masuk ke dalam diri orang itu adalah orang yang mati.

Sejak saat itu saya mencari tahu apakah ada hamba Tuhan yang mengajarkan tentang hal itu?. Sampai saya membaca buku “Siapakah Roh-roh Najis itu?” karya Dr. Ki Dong Kim, yang menuliskan tentang hal itu. Dan saat mengikuti Seminar/Retreat untuk para hamba Tuhan di Lembang pada tanggal 27-30 Juni 2007, dengan judul “Teori Pemusnahan Iblis”, pengalaman dan pengajaran Dr Kim membuat saya semakin bersemangat untuk mengajarkan tentang pengusiran roh-roh najis itu. Malaikat tidak dapat masuk kedalam tubuh manusia hanya manusia yang meninggal dan tidak percaya Yesus atau belum bertobat.
Pengajaran Dr. Kim ini dari Roh Kudus, dituntun oleh Roh Kudus dan bukan ajaran sesat.
Puji Tuhan!

Pdt. Andreas Ayomi M.Th
Ketua Sinode Gereja Pantekosta di Papua(GPDP)
Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Tanah Papua (PGGP)
Jayapura - Papua

Kesaksian Bp. Steve Wanget - Staff Gembala GBAP

Saya mengetahui retreat Berea “Teori Pemusnahan Iblis” 20-30 Juni 2007 yang diadakan di Lembang, dari brosur. Dr. Kim menyampaikan kebenaran firman Tuhan dengan kuasa Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:8) berbeda dengan para hamba Tuhan yang lain pada umumnya, yang menyampaikan kebenaran dengan sebagian-sebagian tanpa menguasai Firman Tuhan seutuhnya. Dan yang menarik, beliau telah membaca seluruh isi Alkitab lebih dari 130 kali dan telah menulis sebanyak 220 buku. Itulah sebabnya beliau dapat menjelaskan kebenaran Firman Tuhan satu dengan lainnya saling terkait.

Semangat Dr. Kim luar biasa dalam menyampaikan Firman Tuhan. Tanpa kuasa Roh Kudus dalam pelayanan, kita tidak menarik perhatian dan kepentingan Allah. Dalam setiap pelayanan harus disaksikan oleh Roh Kudus dan disertai dengan tanda-tanda, jika tidak itu berarti kita sedang menolak Allah. (Markus 16:17).. Dan roh-roh najis/roh-roh kotor/setan-setan itu adalah roh-roh orang mati yang tidak percaya Yesus (Lukas 8:26-39) dan pekerjaan roh najis itulah yang membuat saya sakit dan menderita, dan roh najis itu harus dikutuki dan diusir dari dalam tubuh kita di dalam nama Yesus. Firman Tuhan yang disampaikan begitu keras, dan itu memacu saya untuk berubah didalam pelayanan.

Sebelum mengikuti retreat ini saya menderita penyakit polip sejak SD kelas 6, selama hampir dua puluh dua tahun saya menderita penyakit ini yang muncul apabila cuaca dingin dan lembab seperti suasana di Lembang..Tapi selama 4 hari mengikuti retreat ini, saya tidak merasakan masalah dalam hidung seperti, bersin-bersin, pusing dan hal-hal yang mengganggu. Firman yang saya dapat selama retret ingin saya praktekkan dalam pelayanan saya. Dan rindu untuk mengikuti Akademi Berea yang akan dimulai tanggal 6 Agustus 2007. Sudah saatnya jemaat Tuhan di Indonesia harus kembali kepada Alkitab. Puji Nama Tuhan Yesus.

Steven Wanget
Staff Gembala GBAP (Gereja Bethel Apostolik Profetik),
Bunga Bakung Gading Serpong - Tangerang

Kesaksian Lily - Mahasiswi New Zealand

Saya telah menyelesaikan studi di Universitas Trisakti jurusan Akuntansi, telah menyelesaikan English Academy di New Zealand dan pada bulan Agustus 2007 akan melanjutkan studi S2 di New Zealand. Ada beberapa hal yang baru yang saya dapat setelah mengikuti retreat yang tidak saya dapat dari pengajaran lain yang saya ikuti sebelumnya.

Pertama tentang Trinitas, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu tetapi Bapa lebih besar dari pada Anak (Yoh 14:28). Kedua tentang roh najis adalah roh orang mati yang tidak percaya Yesus, sebelumnya saya memahami roh-roh najis yang disebut roh jahat/setan-setan (Lukas 8:26-39) dalam Alkitab adalah antek-antek si Iblis, ternyata itulah yang disebut roh-roh orang mati yang tidak percaya Yesus???dan juga antek- antek iblis, sedangkan antek-antek iblis asalnya dari malaikat yang jatuh. Saya diberkati dengan pengajaran Firman Tuhan yang disampaikan oleh Dr. Kim.

Saya mengetahui retret Berea ini dari brosur yang dibagikan pada saat mengikuti konser GMB di Istora Senayan Jakarta. Saya tertarik dengan judul "Teori Pemusnahan Iblis", makna judul tersebut terasa dalam sekali dan timbul keinginan untuk mengetahui tentang Berea, Gerakan Berea dan Akademi Berea. Pertanyaan tersebut terjawab pada saat saya mengikuti sesi demi sesi dari retreat ini. Pada hari pertama saya masih belum bisa mencerna pengajarannya apalagi dengan doa yang kencang dan keras agak mengagetkan juga buat saya. Pada hari kedua, saya mulai tertarik dengan Firman Tuhan yang berbobot dan berlanjut pada hari yang ketiga Firman Tuhan yang disampaikan semakin jelas.

Yang saya kagum dari Dr. Kim walaupun sudah lanjut usianya, tapi semangatnya dalam menyampaikan kebenaran firman Tuhan sungguh luar biasa, beliau memberikan semua yang ada padanya kepada jemaat Tuhan. Firman Tuhan menjadi begitu jelas untuk saya, kuasa Allah bersifat universal, menjadi tanda dan milik orang percaya. Setiap orang yang percaya Alkitab dan dituntun Roh Kudus akan memiliki kuasa. (Markus 16:16-20). Dan saya kagum dengan panitia yang memotivasi setiap orang untuk meneruskan pengajaran dari Dr. Kim supaya gerakan Berea tersebar di seluruh Indonesia. Saya merindukan untuk dapat beribadah di Gereja Berea yang ada di New Zealand. Tuhan memberkati.

Lily
Mahasiswi New Zealand
Peserta retreat Berea, “Teori Pemusnahan Iblis”
Lembang 2007

KKR Kuasa nama Yesus

Komsel Berea Modernland sudah berjalan kurang lebih empat bulan. Komsel diadakan setiap hari selasa jam 19.00 yang dipimpin oleh Bapak Andrias L. salah seorang peserta Akademi Berea angkatan tahun 2006. Komsel ini dimulai bulan Januari 2007 dengan dihadiri oleh lima orang, pertambahan anggota cepat dan sekarang sudah mencapai tiga puluh orang lebih, dan anggota komsel datang dari berbagai denominasi gereja.

Dengan tekun kami belajar pengajaran Berea dan saling membagikan pengalaman juga dari bacaan buku-buku karangan Pdt. Ki Dong Kim. Dengan jujur kami mengakui bahwa mula-mula para anggota komsel yang baru sangat kaget akan pengajaran Berea ini, tetapi dengan sabar dan dengan tekun kami memberikan penjelasan, sebab pengajaran ini sangat beda, dan belum pernah menemukan penjelasan firman seperti ini selain di Berea, itu pengakuan mereka. Contohnya tentang pengajaran dari buku-buku Pdt. Kim Siapa itu Iblis, Siapa itu roh penyesat, Siapa itu roh najis, dan buku yang sedang kami bahas saat ini adalah buku yang berjudul "Gambar Kehendak Allah".

Di komsel, kami mengadakan ibadah pencurahan Roh Kudus dan Ibu Pdt. Yohana Koh yang membawa firman, hampir semua yang hadir menerima Roh Kudus dan berbahasa roh.
Ibu Salome Purba, ibu dari salah seorang anggota komsel, mengalami kantong empedu yang membesar dibawa ke dokter dan harus dioperasi, karena biaya untuk operasi sangat mahal maka keluarga mengambil keputusan untuk membawa ibu ini pulang dan akan mencoba pengobatan alternatif. Tetapi kami membawa ibu ini ke komsel dan kami menyampaikan firman Tuhan kepadanya lalu kami, team komsel mendoakannya. Puji Tuhan ibu Purba ini sembuh.

Ibu Irene menurut dokter di RS Cipto mengidap penyakit yang sulit untuk di deteksi, karena dua kali dalam satu minggu darahnya turun. Suatu hari pada jam satu siang ibu Irene ini datang kerumah Pak Andrias, dan dilayani selama lima jam, ternyata ibu ini kemasukan roh najis orang Jepang yang ingin membunuhnya dengan cara mengisap darah segarnya. Puji Tuhan berangsur-angsur ibu ini membaik dan sembuh. Dan bagi ibu Irene kebenaran firman Tuhan mulai dibukakan.

Tanggal 11Maret 2007 komsel ini diundang oleh seorang pendeta didaerah Pasar Kemis Tangerang, untuk mengadakan ibadah KKR, dengan sukacita team komsel ini mengadakan KKR yang berjudul Kuasa Nama Yesus disertai dengan pemutaran VCD dari Pdt. Ki Dong Kim.. Puji Tuhan acara ini sangat luar biasa karena ada banyak yang mengalami kesembuhan dan juga merupakan suatu pengajaran yang beda. Gembala Sidang setempat sangat bersukacita lewat KKR ini.

Bapak Gembala ini juga mengajak kami untuk mengadakan KKR di Lampung. Kami sedang bersiap-siap. Puji Tuhan lewat pengajaran Berea ini banyak jiwa diselamatkan karena pengajaran Berea ini murni dari Alkitab tanpa ada buku-buku lain, dan pengajarannya sangat keras yang membawa kita lebih mengerti akan kebenaran firman Tuhan dan yang menerangkan dengan jelas siapa nama Allah itu. Tuhan Yesus memberkati.


BP- Team Bereans News

Telah dipanggil Allah Bapa - Bpk. Judy Tany

Telah dipanggil Allah Bapa kita ke Firdaus:
Bpk. Judy Tany pada tanggal 31 Juli 2007
Pukul 9.45 WIB di Guang Zhou - RRC

Lahir tanggal 4 Februari 1952 semasa hidupnya beliau menjabat sebagai bendahara Indonesian Bereans Fellowship.
Kami segenap pimpinan staf pengurus dan anggota Indonesian Bereans Fellowship beserta keluarga besar Gereja Berea Biblikal turut bersimpati atas kepergian beliau.

Wisuda Akademi Berea angkatan 3,4 dan 5

Acara berjalan dengan hikmat dan meriah. Pada kesempatan ini terpilih 6 orang lulusan teladan. Selamat kepada para wisudawan, kita berharap para wisudawan mempraktekkan apa yang sudah di pelajari di Akademi Berea ini sebagai murid-murid Yesus yang sejati

Liputan - Retret Berea ke-5 TEORI PEMUSNAHAN IBLIS

Halleluya, “Seminar Teori Pemusnahan Iblis” yang diadakan di Lembang tgl 27-30 Juni 2007, yang telah kita doakan berbulan-bulan terlaksana dengan sukses. Seminar kali ini di hadiri oleh 400 orang lebih hamba-hamba Tuhan baik gembala, diaken, pengerja berbagai Gereja, para aktivis dan kaum awam.

Firman Tuhan yang di sampaikan oleh Rev. Dr Ki Dong Kim mengalir tak henti-hentinya dari Sesi 1 sampai Sesi 5 dengan jangka waktu 3 - 4 jam persesi. Sungguh begitu luar biasa inpirasi yang Roh Kudus berikan seperti aliran-aliran air hidup yang tidak henti-hentinya keluar dari mata air (Yohanes 7:38-39). Banyak dari para peserta yang di berkati oleh pengajaran hamba Tuhan ini. Melalui seminar mereka lebih mengenal isi Alkitab, mengerti Trinitas, Gambar Kehendak Allah, dan mengenal musuh yaitu iblis. Banyak dari mereka yang tidak bisa membedakan siapa iblis atau satan, roh-roh najis atau roh-roh kotor atau setan-setan. Tetapi setelah mengikuti seminar ini terbuka mata rohani mereka setelah mengenal Firman Kebenaran.

Pada kesempatan ini juga diadakan doa pelepasan. Mereka yang dirasuk roh-roh kotor di doakan oleh para hamba-hamba Tuhan dari Korea, Indonesia maupun peserta Berea Akademi dari Indonesia. Dengan menghardik dalam Nama Yesus Roh-roh kotor diusir, sambil menjerit dengan suara nyaring roh-roh kotor keluar (Mark 1:25-26). Banyak dari mereka yang sakit mengalami kesembuhan. Sungguh semua ini terjadi seperti yang di tulis Alkitab. Kuasa Allah itu bersifat universal. Siapapun yang percaya Alkitab dan menjadi murid Yesus memiliki kuasa dan wibawa menyaksikan Firman tersebut dengan tanda-tanda heran yang menyertai setiap orang percaya (Mark 16:17-18).
Bahkan ada hamba Tuhan yang telah menderita penyakit selama 20 tahun lebih, setelah mendengar Firman Kebenaran tumbuh imannya dan mengusir sendiri roh-roh najis yang menyebabkan penyakit dari tubuhnya dan sembuh (Yoh 8:31).

Mereka yang belum terima Roh Kudus didoakan menerima Roh Kudus setelah di tumpangkan tangan oleh para hamba-hamba Tuhan maupun peserta Berea Akademi dari Korea maupun Indonesia (Kis 8:17). Sungguh suatu sukacita yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata melihat kuasa Allah yang dinyatakan melalui murid-murid Yesus masa kini yang berasal dari Korea dan Indonesia. Kita bisa menyaksikan bahwa Firman Tuhan tidak pernah berubah. Apa yang terjadi 2000 tahun lalu pada waktu Yesus dan murid-murid Yesus di dunia ini terjadi persis pada hari ini. Tuhan turut bekerja dengan kita orang yang percaya dan bersandar pada FirmanNya.

Pada hari ke 3 siang di berikan kesempatan kepada mereka yang ingin dibaptis. Sungguh luar biasa sekitar 21 orang memberikan dirinya dibaptis setelah mendengar Firman Kebenaran. Demikian mengenapi Firman Tuhan : ”Kepada-ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:18-20).

Seminar kali ini adalah yang ke 13 dan seminar retret yang ke 5. Dari tahun ke tahun acara berjalan semakin baik dan pesertanya juga semakin banyak. Sukses kali ini berkat doa dan kerjasama dari orang-orang Berea maupun simpatisan Gerakan Berea.

Indonesia adalah yang mendapat perhatian khusus dari Bapak Ki Dong Kim karena perkembangan gerakan Berea di Indonesia sangat menonjol walaupun mengalami banyak rintangan. Berkat perjuangan dan kepemimpinan Rev. Yohana Koh selaku perintis gerakan Berea Indonesia dengan kerja keras orang-orang Berea yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus maka gerakan Berea di Indonesia ini sudah menumbuhkan akar yang kuat sehingga di waktu yang akan datang segera dapat menumbuhkan buah-buah yang baik. Pada kesempatan ini Bereans News mendapat kesempatan interview esklusif dengan Rev. Dr. Ki Dong Kim selaku pelopor Gerakan Berea International dan Rev. Stephen Song selaku Direktur BII (Berea International Institute) yang akan di tampilkan di Bereans News 5 edisi September 2007.
Terima kasih Tuhan Yesus atas selesainya seminar retret ini dengan baik.

RS/JS-Tim Bereans News

Interview - peserta seminar Pertumbuhan Gembala di Seoul Korea


Dr. Jason Lase, M.Si., Dirjen Bimas Kristen


Terkesan sekali akan pengajaran demonology sebagai hal yang baru. Kagum akan visi dan misi Pdt. Ki Dong Kim yang diberkati untuk memberkati. Beliau terbeban untuk saudara-saudara di Papua untuk di beri pengajaran tentang roh-roh najis/roh-roh kotor/setan-setan.



Pdt. Mary Hartanti
Gembala Sidang Gereja Bethel Apostolik dan Profetik
Kehidupan doa dari Berea Movement luar biasa. Pendapat setelah mengunjungi gereja/ibadah/akademi: luar biasa, sangat inspirasional. Melihat dari 2 sisi, sisi kasih karunia, anugerah Tuhan dan sisi iman dari hamba Tuhan. Kerjasama yang erat/lekat dengan Tuhan, sehingga menghasilkan suatu hasil yang spektakular.

Pdt. Budi Setiawan
Gembala Sidang CWS/GSJA Kelapa Gading
Tertarik mengikuti seminar Korea ini karena tahun 90-an pernah membaca buku Pdt. Kim, sampai akhirnya mendapat kesempatan melalui seorang saudara sehingga saya dapat datang ke seminar ini tanpa diduga dan melihat langsung pekerjaan Tuhan melalui Pdt. Ki Dong Kim. Pandangan sebagai gembala yang dibutuhkan jemaat terutama dalam khotbah dan kesucian diri.

Pdt. Philips Sutisna
Gembala GBIS Bandung

Pengajaran Dr. Kim dalam seminar ini mengenai harus kembali ke Alkitab sudah lama tidak kami dengar di Gereja-gerja di Indonesia, maka melalui seminar ini kami para hamba Tuhan Indonesia kembali diingatkan untuk kembali kepada Alkitab seutuhnya. Seminar ini sungguh sangat memberkati kami dengan berkat yang luar biasa. Itu sebabnya kami akan ambil bagian dalam gerakan Berea di Indonesia.


Pdt. Iskandar Muliawan
Gembala Sidang Gereja Bethel Tabernakel, Bandung

Melihat bahwa gereja Sungrak adalah gereja yang bergerak dan terus mengembang ke seluruh dunia, ini karena kebesaran hati pemimpin untuk menjangkau orang-orang. Akan memikirkan, mengkaji semua yang didapat di seminar ini untuk kegiatan gereja yang dipimpinnya.


Pdt. Freddy Sutisna
Seksi Pengajaran Badan Pengurus Sinode GBIS, Bandung

Pengajaran Dr. Kim yang menekankan untuk kembali ke Alkitab sangat menarik dan memberikan inspirasi, juga sangat berguna dalam kehidupan iman, sebagai jemaat Kristen memang seharusnya kembali ke Alkitab secata total. Karena itu kami akan ambil bagian dalam gerakan Berea di Indonesia.


Pdt. Gideon A. Handoko, BE, MA
Gembala Sidang Gereja Bethel Tabernakel Ora Et Labora, Jakarta

Mengetahui seminar Korea dari Brosur yang didapat di Toko Buku. Tertarik karena ingin mengalami suatu pengalaman yang baru. Melihat ada sesuatu yang baru dalam seminar, ibadah di Sungrak ini dan merasa perlu untuk menerapkannya dalam kehidupan pribadi maupun sidang jemaat. Perlu ada perubahan didalam paradigma kita bahwa kita harus kembali berdasarkan Firman Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus.



Pdt. Naomi Chandra
Ibu Gembala Sidang GpdI Kasih Imanuel, Jakarta

Dalam seminar dan ibadah yang diadakan Gereja Sungrak adalah sangat luar biasa dan benar-benar memacu kita untuk mempunyai visi ke depan dan ingin menerapkan cara ibadah, disiplin dan doa pada jemaat, dan menghargai hari Tuhan. Cara berdoa jemaat Korea luar biasa.

Akan terbit buku "Berdoalah seperti ini"


Kontak Berea

Tanggapan Bereans News

Sebagai alumni saya merasa senang menerima ‘Bereans News’, hal ini menolong saya mengetahui perkembangan dan kegiatan Berea di Indonesia bahkan diharapkan dari luar negeri juga. Firman Tuhan yang disajikan sangat menguatkan pertumbuhan iman, menurut saya hal ini sangat penting bagi para alumni. Dan ini akan menjadi sarana komunikasi yang sangat efektif bagi alumni bahkan bagi para Pendeta, hamba Tuhan lainnya maupun orang awam dalam perkembangan pendalaman firman Tuhan.
Saya mendapat tanggapan dari seorang Pendeta bahwa ia baru saja mengetahui, kalau gerakan Berea yang di pelopori oleh Rev. Dr. Ki Dong Kim ada di Indonesia dan rindu mengenal lebih dekat. Setelah baca ‘Bereans News’ berkeinginan untuk ikut Akademi Berea.
Saya percaya lewat Bereans News ini, gerakan Berea bisa berkembang ke seluruh Indonesia, karena itu maju terus! TUHAN Yesus memberkati.

Ibu. Poppy Mantiri
Pastoral Counceling Independent LK3
Billabong Park Bojong Gede, Depok 162320.



Dari Bereans News edisi ke-tiga, saya membaca firman mengenai ‘Nama Allah’, dimana dijelaskan nama Yesus adalah nama yang menyelamatkan, menghapuskan dosa dan menyembuhkan, sedangkan nama Yahweh adalah nama untuk umat Israel saja. Hal ini menjawab kebingungan kami mengenai nama Allah, karena akhir-akhir ini di Papua sedang hangat dibicarakan tentang nama Allah. Jika kita tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang nama Allah kita dapat binasa meskipun kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Saya mengetahui gerakan Berea dari brosur retreat dan seminar bagi para hamba Tuhan, dengan judul Teori Pemusnahan Iblis, 27-30 Juni 2007 di Lembang-Jawa Barat, dimana di kolom Gerakan Berea dijelaskan: ”Teladan Orang Berea (Kis 17:11-12), Konsep Gerakan Berea dan Cita-cita Gerakan Berea”. Bagi saya hal ini sungguh merupakan pemahaman baru, surya kebenaran yang akan menerangi kegelapan di tanah Papua. Karena dalam gerakan Berea bukan pemimpin/gembala saja yang memiliki kuasa tetapi juga orang awam/jemaat.
Bereans News sangat menambah pengetahuan rohani kami. Oleh karena itu besar harapan kami agar setiap terbitan tetap ada, dan saya mengajak semua orang Papua untuk memiliki iman dari Allah, seperti orang Berea. Tuhan Yesus memberkati.

Pdm. Yan Pieterson Manobi
Gereja Filadelfia Hamadi
Jayapura - Papua


Editorial - Darah Yesus

Yesus datang ke dunia ini bukan sebagai dermawan, bukan untuk menjadi pemimpin agama. Dia datang ke dunia ini untuk mencucurkan darah.

Zaman PL, anak domba dan lembu jumlah yang tidak dapat terhitung disembelih, mencucurkan darah. Demikian dijadikan korban bakaran sebagai pengganti manusia yang berdosa. Namun, karena tidak mungkin dosa yang bersifat rohaniah, yang kekal itu dapat ditebuskan dengan darah binatang (Ibrani 9: 11-14), akhirnya Yesus datang.

Mengapa sebagai gambar wujud Allah, Yesus Kristus menyatakan ke dunia ini (Yohanes 1:18), melalui kematian yang mencucurkan darah dengan mengenakan tubuh? Melalui kematian-Nya supaya Ia mencucurkan darah! Untuk mencurahkan darah! Sebab darah-Nya darah Allah yang memberi hidup yang kekal, maka darah-Nya itu minuman yang memberi hidup kekal bagi manusia (Yoh 6; 53-58).

Ada raja dan rakyat biasa.
Ada orang kaya dan miskin.
Ada terpelajar dan tidak.
Ada yang jujur dan tidak.
Ada yang saleh dan tidak.
Ada macam-macam orang. Tetapi nasibnya hanya satu yaitu akan binasa, karena dosa. Dosa tidak mungkin dicuci dengan air, tidak mungkin dibakar dengan api, dosa itu dapat dihapuskan hanya dengan darah (Imamat 17:11). Meskipun Allah Mahakasih, Allah Bapa tidak mungkin mengasihi manusia tanpa darah. Apabila Anak tidak mencurahkan darah, tidak mungkin menjadi korban pendamaian diantara Allah dan manusia.

Roh Kudus juga tidak mungkin menyamakan tubuh orang kudus sebagai bait-Nya tanpa darah. ”Apabila aku melihat darah itu maka Aku akan lewat dari pada-Mu” (Keluaran 12:13). Darah saja tindakan balasan satu-satu-Nya akan pembinasaan yang akan tertimpa manusia. Meskipun memanggil "Tuhan, Tuhan" tanpa darah Yesus tidak mungkin mendapat keselamatan.

Hal mengenal Allah itu mengakui darah Allah, yakni darah Yesus, dialah yang percaya Yesus, dan yang percaya Allah. Dia saja dapat menerima Roh Kudus dan lahir baru.
Meskipun seorang baik sekali, tanpa darah Yesus tidak mungkin masuk sorga.
Meskipun bertapa dan meditasi dan menjadi seorang yang saleh tanpa darah Yesus tidak mungkin lahir baru. Meskipun berusaha sekali tanpa darah Yesus tidak mungkin bertemu Allah. Apabila kita tidak mengenal darah Yesus, apabila kita tidak minum darah Yesus mungkinkah kita hidup? Adakah sedikitpun arti kehidupan di dalam alam maut ini?
Sebagai budak dosa, sebagai budak Iblis, hanya menantikan hukuman Allah yang mengerikan. Tetapi kita menjadi bebas dari dosa, dari Iblis dan dari hukuman Allah.
Darah Yesus !
Tidak ada bandingnya !
Pdt. Yohana Koh

Buku - Pemahaman Bahasa Asli dari 4 Kitab Injil


Akademi Berea telah di buka angkatan IX