Iman dan Hidup - Darah Yesus

Iman kita adalah iman Darah. Alkitab ditulis dengan rangkaian huruf-huruf, tetapi di dalamnya penuh dengan Darah. Ketika kita membaca Alkitab, kita membaca Darah yang ada di dalamnya. Darah dapat ditemukan di seluruh bagian Alkitab, dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dari Kitab Kejadian hingga Wahyu. Yesus adalah Allah, karena itu kita akan membaca mengenai Darah-Nya melalui semua ayat yang ada dalam Alkitab. Dan melalui peristiwa yang terjadi di dalam Alkitab, kita mengetahui bagaimana Darah-Nya turut bekerja dalam peristiwa itu.

Kesan pertama yang Allah perlihatkan kepada kita mengenai diri-Nya adalah Darah-Nya. Allah adalah Roh, oleh karena itu kita tidak dapat melihat Allah dengan mata jasmani. Manusia dapat melihat Allah hanya oleh karena telah menerima kasih-Nya yang besar dan luar biasa itu. Allah memperlihatkan dan memperkenalkan Darah-Nya sendiri kepada dunia, tetapi dunia tidak dapat melihat dan menerima Darah itu. Kita dapat melihat Darah itu melalui Alkitab. Bagaimanakah kita dapat mengenal keberadaan Allah yang Mahakuasa? Atau, dengan kata lain, bagaimanakah kita dapat melihat Allah yang adalah Roh? Untuk memperlihatkan dan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, Ia mencurahkan Darah-Nya.
Melalui Darah-Nya, ada upaya Allah untuk mengungkapkan diri-Nya kepada manusia. Di dalam Darah iu ada kasih-Nya, pengampunan-Nya, berkat-Nya dan rencana-Nya yang agung terhadap manusia. Darah adalah perjanjian antara Allah dengan manusia. Perjanjian yang kudus dan sempurna yang menyatakan kehendak Allah. Tanpa Darah, kita tidak dapat berberbicara kepada Allah, atau menerima dan mewarisi pikiran-Nya. Jikalau manusia mengabaikan Darah-Nya, manusia tidak dapat memasuki kedalaman pikiran Allah. Tanpa Darah dan pengorbanan-Nya, kita tidak dapat menerima-Nya, tidak dapat dipengaruhi oleh Roh Kudus, dan tidak dapat bekerja bersama dengan Roh Kudus. Manusia dapat menerima kasih Allah hanya dengan Darah-Nya, dan dapat mengalami rencana-Nya yang agung dan kuasa-Nya,. Tanpa Darah-Nya, kita tidak dapat berkata-kata kepada Allah, atau apabila kita mengalami sakit-penyakit, kita tidak mendapat kesembuhan. Hubungan kita dengan Allah hanya semata-mata dapat dimungkinkan oleh Darah-Nya.

Sebagai orang yang hidup, kita semua menyadari betapa berharganya darah. Di beberapa rumah sakit, ada orang yang mati karena kekurangan darah. Jika rumah sakit tidak memiliki cadangan darah untuk transfusi misalnya, maka operasi dapat batal atau ditunda. Secara umum kita sudah mengetahui bahwa tanpa darah, kita tidak dapat hidup. Allah yang tidak kelihatan mengungkapkan diri-Nya dan kehendak-Nya kepada manusia dengan memperlihatkan Darah-nya. Pemberian Darah itu kepada dunia adalah sesuatu yang lebih sulit dari peristiwa penciptaan langit dan bumi. Penciptaan langit dan bumi dijadikan dengan firman. Tetapi Darah itu dinyatakan-Nya dengan pengorbanan-Nya, yaitu dengan menyerahkan-Nya kepada dunia. Ia menyerahkan diri digantung di kayu salib, diolok-olok, dipaku dan tubuh-Nya dicabik-cabik, jantung-Nya pecah karena ditombak sehingga Darah-Nya tercurah. Dengan cara itu, Ia mengungkapkan keberadaan Allah kepada dunia. Selang beberapa waktu sebelum pengorbanan-Nya, Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya,”Minumlah darah-Ku.”

Allah tidak ingin dunia mengenal-Nya secara agamawi atau dengan filosofi kita sendiri. Allah ingin supaya Darah-Nya sendiri mengalir sampai ke dalam roh jiwa manusia sehingga kita dipenuhi oleh Darah-Nya dan kita mendapat penebusan. Allah sangat menginginkan bahwa melalui Darah-Nya manusia mengalami kasih-Nya dan pengampunan yang diberikan-Nya.
Terdapat perbedaan antara orang yang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya. Agama-agama duniawi menaati otoritas yang berlebihan kepada agama. Mereka mendirikan agama dengan filosofi atau teori-teori agamaw dan menjadikan hal itu sebagai suatu patokan. Tetapi iman kita berbeda sekali dengan semua itu. Iman kita adalah kita menjadi anak-anak Allah dengan cara menerima Darah Yesus yang dicurahkan Allah, sehingga Darah itu mengalir masuk ke dalam roh jiwa kita. Oleh karena itu, jika kita mengalami dan minum Darah-Nya, maka kita menjadi orang percaya. Hanya orang percaya saja yang mempunyai hak untuk menyatakan dirinya kepada Allah. Hanya orang yang memiliki Darah-Nya saja yang memiliki hubungan yang sempurna yaitu hubungan antara Bapa dan anak.

Peristiwa Darah Yesus itu adalah kejadian yang luar biasa. Penciptaan langit dan bumi dijadikan selama enam hari menurut hikmat dan kehendak Allah. Tetapi pengorbanan Darah Yesus bukan hanya peristiwa enam hari melainkan telah menjadi rencana Allah sejak semula. Pada mulanya Allah telah merencanakan untuk mengutus Anak-Nya dan sesungguhnya untuk tujuan itulah dunia diciptakan. Pada waktu yang ditentukan Allah, maka kehendak Allah itu akhirnya digenapi. Dalam Perjanjian Lama, Allah memerintahkan untuk mengadakan korban darah binatang jantan tertentu berusia satu tahun, sebagai suatu gambaran tentang apa yang terjadi kemudian. Tetapi, kita jangan salah beranggapan sehingga kita mengira bahwa pengorbanan Darah-Nya itu sama dengan kehidupan binatang yang dikorbankan, dan kita menganggap bahwa iu adalah persembahan darah dari seorang yang berusia tiga puluh tiga tahun. Kita harus mengingat bahwa Darah Yesus itu adalah kehidupan Allah yang kekal, sebab Yesus adalah Allah. Akibatnya Yesus Kristus harus mencurahkan Darah-Nya hanya satu kali saja.. Dengan cara itulah kehendak Allah dan rencana agung Allah yang mengagumkan dinyatakan kepada dunia, karena memang waktunya sudah genap. Dengan demikian, pengorbanan Darah itu mempunyai dampak yang lama dan dalam. Pengorbanan Darah itu begitu berharga tidak terbandingkan nilanya dengan apapun. Sebagai perbandingan, apabila jantung seseorang ditusuk dengan sebuah tombak, maka ia akan bersimbah darah dan orang itu akan mati.

Yesus Kristus mencurahkan Darah-Nya anda dan saya, supaya kita diperdamaikan dengan Allah. Itulah Darah Yesus yang dicurahkan oleh Allah yang kekal. Tidak ada kata-kata manusia yang cukup untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap peristiwa yang mengagumkan itu, dimana manusia mengalami curahan Darah Yesus. Hal itu juga merupakan suatu karunia yang besar dan mengagumkan bagi kita, dan tentu saja tidak dapat diekspresikan meskipun dengan berbagai corak warna para pelukis manapun. Itu semuanya sesuatu yang bersifat ilahi.

Dengan itu, kita semua menjadi bangga akan peristiwa itu. Itu menjadi iman Kristiani. Betapa besarnya, betapa kudusnya, dan betapa mulianya. Jika saya diberitahu, bahwa khotbah saya yang berikutnya merupakan khotbah saya yang terakhir, maka dengan kerendahan hati, saya akan berkhotbah tentang Darah Yesus. Jika saya akan mati dan diperhadapkan kepada suatu keadaan harus mati syahid, maka saya akan mengambil kesempatan itu untuk berkhotbah tentang Darah Yesus. Khotbah yang paling menggugah hati saya dan membangkitkan semangat saya adalah khotbah tetang Darah Yesus. Seperti itu Allah menunjukkan kasih-Nya yang besar bukan hanya lewat perkataan saja, bukan hanya memberi jalan kelegaan, tetapi melalui sesuatu yang nyata yaitu pengorbanan diri-Nya.

Diantara kita tentu ada yang mengalami peristiwa khusus yang mengingatkan kita kepada Allah. Demikian juga bagi umat Israel, ketika Allah memberi mereka makan manna di padang gurun ketika itu mereka mengalami kelaparan. Ada juga yang mengingat Dia, ketika mereka melihat air diubah menjadi anggur pada pesta perjamuan kawin. Selain itu juga ada yang bersyukur karena mendapat keselamatn dan dilepaskan dari badai yang dahsyat. Tetapi Allah tidak ingin kita mengingat Dia hanya karena kita beroleh selamat dari badai, atau karena Allah mengubah air menjadi anggur. Allah ingin agar kita meerima pengorbanan Yesus Kristus yang telah diutus-Nya ke dalam dunia. Allah tidak menaruh minat pada pengetahuan manusia. Allah tidak menaruh minat pada perkembangan budaya manusia atau juga pada kemajuan manusia. Tetapi Allah menaruh minat pada Darah Anak-Nya sendiri.

Pada masa hidup Musa, Raja Firaun di Mesir menerima kemuliaan yang besar. Tetapi, Allah tidak menaruh perhatian kepadanya. Allah juga tidak menaruh perhatian kepada orang Mesir atau pada rumah-rumah mewah yang mereka miliki, atau kepada anak-anak lelaki mereka yang hebat atau bahkan kepada umat Israel. Allah hanya tertarik pada darah anak-anak domba yang dibubuhkan di ambang tiang atas pintu rumah-rumah orang Israel.

Allah mengetahui nilai Darah Yesus. Meskipun darah seluruh umat manusia di sepanjang abad dikumpulkan, itu tidak dapat menandingi nilai setetes Darah Yesus. Allah mencurahkan Darah-Nya bukan karena anda dan saya kekurangan darah, tetapi Allah sungguh prihatin terhadap darah manusia yang dipenuhi dosa. Meskipun manusia memiliki berbagai nilai diri sendiri, tetapi Allah tidak menaruh minat pada nilai-nilai, pengetahuan, dan pengalaman manusia, melainkan hanya pada Darah Putra-Nya sendiri. Allah hanya memperhatikan pengorbanan Darah Anak-Nya yang Tunggal yang keluar dari pangkuan-Nya. Hanya Darah Yesus saja yang mempunyai kuasa dan otoritas untuk menghapus dosa-dosa manusia.

Baptisan yang kita terima dengan cara diselamkan ke air merupakan pengalaman yang sangat berharga. Tetapi kematian Yesus jauh lebih berharga dan memiliki nilai yang tidak terhingga. Dalam baptisan, kita dicelupkan dengan Darah Yesus dan dipersatukan dengan kematian-Nya melalui diselamkan ke dalam air. Jika Yesus tidak mencurahkan Darah-Nya di kayu salib, diselamkan ke air melalui baptisan merupakan suatu tindakan yang sia-sia.

Dari manakah kita memperoleh status sebagai anak Allah? Mengapakah kita mendapat hak untuk memanggil Allah sebagai Bapa? Apakah hak itu kita peroleh dari usaha sendiri? Atau, apakah itu sebagai hasil studi yang kita peroleh dari dogma atau pengetahuan Alkitab, atau hanya karena kita telah mendengar khotbah setiap minggu? Bukan! Itu hanya karena Darah Yesus yang dicurahkan Allah. Sehingga kita dapat memanggil Allah sebagai Bapa dan membuat hubungan Bapa-Anak, anatara kita dengan Allah. Sebelum Darah Yesus Kristus diutus ke dunia, ada banyak nabi dan pengkhotbah namun tidak seorangpun di antara mereka yang mampu menarik perhatian Allah, atau menarik Allah lebih dekat kepada mereka. Mereka tidak dapat meninggalkan secara total gaya hidup yang penuh dosa, yang telah mereka nikmati begitu lama. Mereka juga tidak mampu mengorbankan kesenangan-kesenangan duniawi mereka untuk menerima kemuliaan sorga. Tetapi yang dapat mengubah segala sesuatu hanya Darah Yesus yang tercurah di kayu salib.

Kita semua menjadi orang-orang yang telah melihat Darah Yesus melalui kasih karunia-Nya yang luar biasa. Kita bukan orang-orang yang melihat curahan darah yang dilakukan oleh seorang pemuda berumur tiga puluh tiga tahun, tetapi kita melihat Darah Yesus yang berasal dari Allah yang hidup kekal. Darah Yesus ini mengalir karena Allah mengorbankan kemuliaan-Nya, dan Darah itu dipercikkan kedalam hati kita masing-masing.

Tanpa Darah Yesus di dalam hati kita, kita tidak akan berarti dan hanya menjadi sebuah bejana yang terbuat dari tanah liat, dan hanya menjadi alat yang tidak berguna. Tetapi dengan Darah Yesus, sekarang kita dapat menjadi alat yang berguna untuk menghancurkan pekerjaan iblis, dan mengkomunikasikan pikiran-pikiran Allah.

Dalam diri manusia, tidak ada sesuatupun yang menarik perhatian Allah. Perhatian Allah juga bukan kepada orang-orang Yahudi, tetapi hanya kepada mereka yang mengalami Darah Yesus. Orang-orang Yahudi pun jika tidak mengalami Darah itu, mereka tidak dapat menarik perhatian Allah. Namun, orang-orang yang bukan orang Yahudi atau mereka yang diasingkan oleh orang Yahudi, apabila mereka mengalami Darah Yesus maka mereka juga dapat menjadi anak-anak Allah. Jadi seseorang dapat menjadi anak Allah dan memiliki hak dan otoritas hanya oleh karena Darah Yesus.

Orang-orang Yahudi memandang orang-orang Samaria sebagai orang yang berdosa, seperti orang asing. Bagi orang Yahudi, kita adalah orang asing. Orang Yahudi sangat bangga sebab mereka menyebut diri umat pilihan Allah. Dengan cara itu, mereka membedakan diri mereka dengan orang lain. Tetapi sejak Yesus mencurahkan Darah-Nya, kita semua telah dipisahkan dan dijadikan sebagai anak-anak Allah. Dan umat pilihan Allah yang sesungguhnya adalah semua mereka yang mengalami Darah Yesus.

Dengan cara bagaimanakah kita melihat Allah? Di dunia ini tidak ada seorangpun yang telah melihat Allah, tetapi kita dapat mengenal Allah melalui Darah kudus yang dicurahkan Yesus Kristus bukan melalui tetesan air mata-Nya. Allah menunjukkan kasih-Nya yang tidak terbatas terhadap kita dengan cara mencurahkan Darah-Nya.. Dosa manusia akhirnya membuat Allah harus mencurahkan Darah itu. Setelah melihat Darah-Nya, maka diharapkan manusia menjadi tunduk dan berbalik kepada Allah. Tetapi sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak kembali kepada Allah, dan masih berbuat dosa meskipun mereka telah melihat Darah Yesus.

Setelah melihat Darah-Nya, marilah kita berbalik kepada Allah. Kita telah menjadi orang percaya melalui Darah. Kita memperoleh keselamatan juga oleh karena Darah Yesus. Segala sesuatu mungkin hanya melalui Darah Yesus. Yesus berkata, “Di luar aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohns 15:5).

Waktu murid-murid Yesus mendengar tentang kematian-Nya yang akan segera tiba, murid-murid-Nya menjadi putus asa dan bingung .Mereka hanya memahami apa yang dikatakan-Nya dalam konteks pengertian manusiawi dan dengan pemahaman budaya mereka. Tetapi Yesus menyampaikan bahwa kematian-Nya menunjukkan belas kasihan Allah terhadap manusia, dan itu bukan dalam perkataan saja tetapi telah direncanakan berabad-abad lamanya oleh Allah, dan hal itu adalah sesuatu yang ditakuti oleh musuh kita, yaitu Iblis. Dengan Darah Yesus, Iblis dihancurkan dan kita diselamatkan. Apakah anda secara pribadi sudah mengalami peristiwa agung dan mengagumkan ini?

Kita memberi persembahan kepada Allah dan gereja-Nya setiap hasil yang kita peroleh melalui penghasilan kita beberapa hari atau beberapa tahun. Tetapi persembahan itu berbeda dengan pengorbanan Darah Yesus yang bersifat secara terus-menerus dan kekal. Nilai Darah Yesus yang dicurahkan bagi kita, itu tidak sama dan berbeda dengan pemberian kita tadi. Apabila kita mengalami hal yang menakjubkan ini di dalam hati kita, maka kita tidak dapat tidak harus menyatakan dengan penuh sukacita, bahwa kita telah mengalami Darah Yesus yang mengalir secara terus-menerus dan tidak akan menjadi kering selama-lamanya. Kita hidup sebab telah mengalami pengorbanan itu. Iblis telah dikalahkansebab ia telah melihat sendiri peristiwa itu.

Saudara-saudari yang kekasih, anda harus mengetahui bahwa anda adalah keturunan darah. Ketika Musa dalam perjalanannya ke Mesir untuk menemui Raja Firaun, di tengah perjalanan. Allah menimpakan kepadanya penyakit demam sehingga ia hampir mati. Musa tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Zippora, isterinya memotong kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya kaki Musa dengan kulit itu. Segera sesudah itu penyakit itu lenyap dan Musa dipulihkan. Oleh sebab itu, Zippora berkata, “Sesungguhnya engkau ini pengantin darah bagiku” (Keluaran 4:25). Apabila sedikit tetesan darah itu mampu mendatangkan hidup kepada seseorang dan melepaskannya dari maut, betapa lebih lagi Darah Yesus yaitu Darah Allah yang Dia curahkan sendiri, akan mendatangkan kehidupan kepada kita.

Ada orang-orang yang mencoba untuk menganalogikan Darah Yesus dengan darah binatang, seperti misalnya anak domba. Mereka mencoba membandingkan kehidupan Yesus dengan seekor anak domba. Anak domba itu lemah lembut, Yesus juga lemah lembut. Anak domba itu murni, Yesus juga murni. Tetapi, apakah karena anak domba itu berbau maka Yesus pun berbau? Orang-orang Israel adalah bangsa pengembara, dan karena itu, kehidupan mereka dikelilingi oleh domba. Di sekitar kehidupan orang Israel, setiap saat banyak domba oleh karena mereka hidup di kelilingi domba. Setiap hari mereka harus berpindah, dari satu tempat ke tempat yang lain bersama kawanan domba mereka untuk mencari makanan. Kemana saja mereka pergi, ratusan domba berjalan bersama para gembalanya. Para gembala selalu memberi perhatian khusus kepada domba yang kecil dan yang baru lahir. Para gembala merawat mereka dan selalu berada dekat anak domba itu. Anak domba jantan selalu tersedia untuk dijadikan korban. Setiap saat dapat menyembelih anak domba jantan sebagai korban dengan memercikkan darahnya.

Darah Yesus yang menyelamatkan dan menghapuskan dosa kita berada di mana-mana, tidak dibatasi pada suatu tempat tertentu. Di Israel anak-anak domba selalu tersedia untuk dijadikan korban. Jadi, walaupun hanya dua atau tiga orang Israel yang bepergian, di sekitarnya ada banyak domba, maka kapan saja dan di mana saja mereka dapat memberikan korban. Seperti itu juga, kita pun dapat menerima kasih karunia dan Darah Yesus kapan saja dan di mana saja. Darah yang kudus itu selalu tersedia bagi kita, sebagaimana di tengah-tengah bangsa penggembala selalu tersedia anak domba. Tetapi, Darah Yesus yang tercurah itu hanya dapat dialami oleh mereka yang mengenal pengorbanan Yesus, sebagaimana darah anak domba yang tercurah hanya dapat dialami bilamana anak domba itu disembelih sebagai korban. Orang yang tidak mengetahui pengorbanan Yesus, mereka tidak pernah dapat mengalami Darah Yesus. Hanya orang-orang yang mengalami Darah Yesus dapat menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka, kapan saja dan dalam keadaan apa saja. Untuk menerima pengampunan dosa bukanlah sesuatu hal yang sulit dan kompleks. Pengampunan dosa memungkinkan tersedia setiap saat sebagaimana anak domba tersedia untuk dikorbankan oleh para gembala. Kasih-karunia melimpah di mana saja. Darah Yesus yang kekal itu melingkupi roh jiwa kita. Bagaimanakah kita dapat menyembunyikan fakta yang mangagumkan ini? Kita harus merenungkan betapa berharganya kita dihadapan Tuhan. Seperti kita menetapkan nilai barang antik atau lukisan. Nilai dari segala sesuatu sangat ditentukan oleh harganya. Bagaimanakah Allah menentukan nilai kita?

Pada masa kini juga orang sudah lazim memberikan nilai manusia ke dalam bentuk uang. Jika seseorang menderita suatu kecelakaan sehingga harus kehilangan satu kakinya, maka ia akan menerima sejumlah tertentu uang sebagai kompensasi atau ganti rugi. Jika seorang ibu yang kekasih atau seorang anak meninggal dunia, keluarganya akan menerima sejumlah uang asuransi. Orang-orang berupaya menyelesaikan masalah dengan uang. Dunia begitu kejam, karena kita dapat mengkompensasikan sebuah kaki atau seorang isteri dan anak dengan uang.
Saya tidak dapat menjelaskan rasa syukur saya kepada Allah, bahwa saya telah menjadi milik-Nya. Jika seandainya saya menjadi seorang Budha, maka hidup saya akan dianggap sama seperti kehidupan jentik-jentik atau seperti seekor serangga, sebab mereka percaya pada inkarnasi bahwa manusia akan menjadi binatang dalam kehidupan berikutnya. Tetapi betapa besarnya kemuliaan yang saya terima sekarang karena saya mengenal Allah. Setelah saya mengenal Allah, saya tahu betapa besarnya kemuliaan yang saya terima nantinya, termasuk kehidupan kekal yang akan saya alami setelah saya mati. Bila saya menghitung, betapa besarnya nilai yang saya miliki. Allah telah menetapkan rencana-Nya untuk mencurahkan Darah Yesus sejak sebelum dunia diciptakan. Untuk itu melalui para nabi, Allah telah menjelaskan rencana-Nya yang kekal untuk mencurahkan Darah. Sesungguhnya Allah telah mencurahkan Darah Yesus dan dengan demikian memberi kita penebusan. Allah menetapkan nilai manusia lebih dari pada segala ciptaan di langit dan bumi, bahkan Allah mengakui nilai kita sama dengan Darah Yesus yang besifat kekal. Kita harus memahami bahwa Allah memberikan hidup-Nya bagi kita manusia yang hina, najis, lekas marah, munafik, dan untuk orang seperti saya yang seringkali bimbang.

Seharusnya kita memberikan respon yang tepat terhadap kasih Allah yang melimpah dan tak tertandingi nilainya itu, dan kita harus memutuskan untuk bertekuk lutut di hadapan-Nya dengan roh yang menyala-nyala sepanjang hidup kita. Meskipun kita dianggap lebih kecil dibandingkan dengan suatu objek, namun Allah sendiri menggantikan kehidupan-Nya dengan kita. Kita menerima berkat yang begitu mengagumkan. Alkitab berkata dalam Kisah Para Rasul 20:28 bahwa Yesus telah membeli kita dengan lunas yaitu “dengan darah-Nya sendiri.”

Kita harus mengenal nilai diri kita sendiri. Walaupun kita mengalami sengsara dan menderita dalam kehidupan di dunia ini, kita harus menghargai nilai yang telah Allah tetapkan bagi kita. Allah telah memberikan karunia yang begitu berharga bagi kita. Tetapi di hadapan Tuhan betapa kita berubah-ubah dan terus-menerus menuruti keinginan dosa. Betapa Tuhan kecewa dan berduka hati karena perbuatan-perbuatan kita. Dengan menjadi orang percaya, artinya Allah telah menaikkan nilai kita. Tuhan menghindarkan kita dari Iblis dan roh-roh najis sehingga mereka tidak dapat menjamah kita. Allah telah berfirman bahwa mereka yang mengalami Darah Yesus,”si jahat tidak dapat menjamahnya”(1 Yohanes 5:18). Tuhan memproklamasikan bahwa Dia sudah membeli kita dengan kehidupan-Nya. Allah telah membayar harganya lunas untuk kita dengan hidup-Nya.

Kita semua yang telah dibeli lunas dengan Darah Yesus! Allah telah menebus kita melalui kesengsaraan yang dialami-Nya dan lewat penderitaan-Nya. Jadi, jika kita masih tetap kembali ke dunia, kita menjadi sia-sia dan tak berharga, dan nilainya jauh lebih rendah dibandingkan dengan perhiasan imitasi. Nilai kita dihitung dengan kebenaran Allah, dan ini tidak dapat disederajatkan dengan malaikat. Kita adalah anak-anak Allah yang mendapat kasih-karunia yang luar biasa, dan sudah dibayar lunas dan memiliki hidup yang kekal.

Allah sedemikian berusaha agar kita menikmati semua kehidupan itu. Saya tidak dapat mengerti mengapa begitu banyak manusia menjadikan diri mereka tertipu. Mengapa manusia menempatkan dirinya begitu rendah? Saudara-saudari yang kekasih, inilah saatnya kita menyadari dan berusaha untuk meraih nilai yang sudah Allah tempatkan atas anda dan saya.
Kita adalah anak-anak Allah sebab kita telah mengenal Darah Yesus. Kita bukanlah malaikat ataupun binatang. Kita adalah pribadi-pribadi yang melekat di hati Bapa sebagaimana Anak-Nya, Yesus yang berasal dari pangkuan Allah Bapa. Kita telah dibayar tunai dengan Darah-Nya, maka kita harus mengakui kepada-Nya dengan tulus hati dan kita harus berterima kasih bahwa kita adalah milik-Nya.

Kita harus menyerahkan segala dosa. Kita hendaknya meninggalkan segala keangkuhan dan kesombongan, dan dengan rendah hati dicelup di dalam Darah Yesus. Roh kita hendaknya diselamkan dan segala kesombongan, keangkuhan, dan kemiskinan diselamkan di dalam Darah Allah yang kudus itu. Demikianlah, anugerah Darah Yesus memenuhi tubuh, roh jiwa serta seluruh kehidupan anda dalam nama Tuhan Yesus.

Doa Pertobatan:
Yesus, aku percaya bahwa Engkau mati untuk mengampuni dosa-dosaku, dan Engkau telah dibangkitkan. Aku percaya bahwa hanya Engkau yang dapat menyelamatkan hidupku. Aku menerima Engkau sebagai Juruselamat dan Tuhanku. Dari mulai hari ini, saya berjanji untuk hidup melayani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Allahku. Aku berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.