Editorial - Darah Yesus

Yesus datang ke dunia ini bukan sebagai dermawan, bukan untuk menjadi pemimpin agama. Dia datang ke dunia ini untuk mencucurkan darah.

Zaman PL, anak domba dan lembu jumlah yang tidak dapat terhitung disembelih, mencucurkan darah. Demikian dijadikan korban bakaran sebagai pengganti manusia yang berdosa. Namun, karena tidak mungkin dosa yang bersifat rohaniah, yang kekal itu dapat ditebuskan dengan darah binatang (Ibrani 9: 11-14), akhirnya Yesus datang.

Mengapa sebagai gambar wujud Allah, Yesus Kristus menyatakan ke dunia ini (Yohanes 1:18), melalui kematian yang mencucurkan darah dengan mengenakan tubuh? Melalui kematian-Nya supaya Ia mencucurkan darah! Untuk mencurahkan darah! Sebab darah-Nya darah Allah yang memberi hidup yang kekal, maka darah-Nya itu minuman yang memberi hidup kekal bagi manusia (Yoh 6; 53-58).

Ada raja dan rakyat biasa.
Ada orang kaya dan miskin.
Ada terpelajar dan tidak.
Ada yang jujur dan tidak.
Ada yang saleh dan tidak.
Ada macam-macam orang. Tetapi nasibnya hanya satu yaitu akan binasa, karena dosa. Dosa tidak mungkin dicuci dengan air, tidak mungkin dibakar dengan api, dosa itu dapat dihapuskan hanya dengan darah (Imamat 17:11). Meskipun Allah Mahakasih, Allah Bapa tidak mungkin mengasihi manusia tanpa darah. Apabila Anak tidak mencurahkan darah, tidak mungkin menjadi korban pendamaian diantara Allah dan manusia.

Roh Kudus juga tidak mungkin menyamakan tubuh orang kudus sebagai bait-Nya tanpa darah. ”Apabila aku melihat darah itu maka Aku akan lewat dari pada-Mu” (Keluaran 12:13). Darah saja tindakan balasan satu-satu-Nya akan pembinasaan yang akan tertimpa manusia. Meskipun memanggil "Tuhan, Tuhan" tanpa darah Yesus tidak mungkin mendapat keselamatan.

Hal mengenal Allah itu mengakui darah Allah, yakni darah Yesus, dialah yang percaya Yesus, dan yang percaya Allah. Dia saja dapat menerima Roh Kudus dan lahir baru.
Meskipun seorang baik sekali, tanpa darah Yesus tidak mungkin masuk sorga.
Meskipun bertapa dan meditasi dan menjadi seorang yang saleh tanpa darah Yesus tidak mungkin lahir baru. Meskipun berusaha sekali tanpa darah Yesus tidak mungkin bertemu Allah. Apabila kita tidak mengenal darah Yesus, apabila kita tidak minum darah Yesus mungkinkah kita hidup? Adakah sedikitpun arti kehidupan di dalam alam maut ini?
Sebagai budak dosa, sebagai budak Iblis, hanya menantikan hukuman Allah yang mengerikan. Tetapi kita menjadi bebas dari dosa, dari Iblis dan dari hukuman Allah.
Darah Yesus !
Tidak ada bandingnya !
Pdt. Yohana Koh