Pendiri - Prasyarat kesukacitaan

Saya percaya, alasan terbesar saya bersukacita adalah bahwa Allah memakai saya dan saya sanggup melakukan pekerjaan-Nya. Bagaimana mungkin umat manusia sanggup ikut serta dalam pekerjaan-pekerjaan Allah? Akan tetapi Allah membuat saya mengenal pekerjaan-Nya melalui Yesus Kristus, Ia juga mengaruniakan iman untuk menanganinya dan agar memakai saya untuk pekerjaan-Nya. Disebabkan oleh pengenalan seperti ini, maka saya sungguh bersukacita.

Saya mengenal seseorang yang bunuh diri dan seorang lagi yang bercerai; keduanya adalah orang yang cukup kaya. Hal ini sungguh jelas menunjukkan bahwa kekayaan materi tidak dapat membuat mereka bersukacita. Sukacita bukanlah hal yang bisa dipertahankan oleh tubuh; Sukacita adalah hal yang hanya bisa dipelihara oleh roh jiwa seseorang.

Saya telah melihat di dalam Alkitab beberapa orang yang bersukacita. Bukan rasa takut yang mendorong Abraham untuk menaati Allah melainkan sukacita karena sudah dipanggil oleh Dia. Akhirnya Allah membuat dia menjadi sumber dari berkat-berkat. Abraham sungguh-sungguh adalah seorang yang bersukacita. Oleh karena itu ia tidak takut untuk memiliki persekutuan dengan Allah. Ketika Allah memerintahkan, ‘Persembahkanlah satu-satunya anakmu sebagai korban,’ Abraham langsung mempersembahkannya; ketika Allah memerintahkan, ‘Pergi,’ ia pergi; ketika Allah berkata ‘Lakukanlah’ ia pun segera bertindak. Tidak ada seorangpun yang mengenal sukacita seperti Abraham. Saya hidup dengan mengenal sukacita seperti itu. Oleh karena itu saya tidak takut bekerja bersama Dia, karena saya bersama Dia. Saya mengalami penganiayaan dan penderitaan juga, tetapi saya sungguh-sungguh bersukacita. Yaitu, roh jiwa saya bersukacita.

Tugas saya saat ini adalah untuk memimpin “Gereja” kepada Alkitab dengan bergantung kepada “Roh Kudus”. Apa yang saya rasakan setiap kali saya berdiri di mimbar khotbah adalah sukacita. Saya merasa diri saya yang paling bersukacita ketika saya menyerukan dengan bibir saya “Kembali kepada Firman” karena inilah pekerjaan yang dipercayakan Tuhan, dan juga karena Dia berbicara bersama saya. Pekerjaan ini mungkin kelihatan menyakitkan dari sudut pandang kedagingan, tetapi jika dianggap sebagai pengharapan bagi roh jiwa, itu sungguh membawa sukacita.

O Roh Jiwaku, bersukacitalah. Bersukacitalah karena sudah menjadi seorang pekerja Allah dan telah mengakui kesukacitaan karena sanggup untuk menyerahkan nyawa bagi pekerjaan Allah. O Roh Jiwaku, bersukacitalah untuk bekerja oleh Roh Kudus. Bersukacitalah untuk tidak hidup bagi dunia tetapi untuk kepentingan kerajaan Allah. Jadi berjuanglah supaya tugas yang penuh sukacita ini bahkan lebih lagi membawa sukacita.


Diterjemahkan dari bahasa Korea ke bahasa Inggris oleh Christine R. E. Hong
Institut Penterjemahan Bahasa Inggris untuk Tulisan-tulisan Dr. Ki Dong Kim.

Today’s Bereans 200 Vol. 2 No.1Diterjemahkan oleh Peter A. B